Amuntai, (Antaranews Kalsel) -Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan Hj.Lailatanur Raudah tidak sependapat jika dikatakan minat baca masyarakat rendah berdasarkan hasil riset bahwa penjualan murah atau Obal/Bazaar buku yang sepi pembeli.
 
"Bisa jadi kurang promosi atau pencantuman harga buku masih terlalu mahal," Ujar Lailatanur.

Lailatatur mengatakan, kondisi penjualan buku juga bisa dipengaruhi faktor lain seperti kondisi sosial ekonomi masyarakat, bisa jadi sepinya penjualan buku karena daya beli masyarakat menurun.

Ia menginformasikan, berdasarkan data pengunjung perpustakaan daerah di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) setiap harinya jumlah pengunjung masih cukup tinggi rata-rata 200 orang setiap hari.
 
Laila mempersilakan warga melihat sendiri kondisi perpustakaan daerah setiap pagi dan sore karena cukup banyak masyarakat umum, pelajar, mahasiswa bahkan kalangan PNS yang menyalurkan minat bacanya diperpustakaan.

Keberhasilan pengelolaan perpustakaan tidak hanya di wilayah kota, melainkan di perpustakaan desa, terbukti perpustakaan Desa Gelagah Kabupaten HSU melenggang masuk 6 besar nominasi nasional.
 
Menurunnya minat baca sempat terasa pada waktu event satu juta buku di Gedung Pancasila Amuntai yang disponsori sejumlah produsen buku, namun selama beberapa hari penjualan ternyata cukup sepi pembeli.

Beberapa netizen di Kota Amuntai menyinggung sepinya minat beli buku ini melalui media sosial seperti diutarakan Haridi bahwa event Sejuta Buku sepi pembeli.
 
"Apakah karena masyarakat lebih suka membaca melalui gadget," katanya.
 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018