Barabai, (Antaranews Kalsel) - Eksistensi penarik becak di Kota Barabai, Hulu Sungai Tengah hampir punah seiring perkembangan zaman dan majunya alat transportasi untuk menunjang kebutuhan hidup masyarakat.

"Saat ini hampir semua masyarakat telah banyak yang menggunakan kendaraan yang lebih praktis," kata seorang penarik becak yang bernama Ali Fahmi di Barabai, Sabtu (1/9/).

Kebanyakan fungsi becak sekarang hanya sekedar untuk mengangkut barang-barang, bukan lagi jasa angkutan manusia.

Di kota Barabai, jumlah penarik becak sekarang sudah bisa dihitung dengan jari sekitar 20 buah yang masih aktif setiap hari, itu pun biasanya karena langganan pembeli barang di pasar-pasar namun selebihnya penarik becak hanya terlihat tertidur menunggu penumpang di pertigaan dan perempatan jalan.

"Saya membecak sudah selama 25 tahun, penghasilan sekali menarik becak Rp5 ribu sampai Rp10 ribu per orang tergantung jauh dekatnya," kata Ali Fahmi.

Menurutnya, paling banyak juga dari subuh hingga sore, pendapatan tukang becak sekarang cuma Rp50 ribu per hari, kalau tidak pulang tengah hari dan makan di warung sisanya paling-paling Rp25 ribu.

"Semakin hari kawan-kawan kami tukang becak sudah banyak yang pindah profesi, dari pedagang sayur, buah hingga berhenti sama sekali jadi pengangguran di kampung," katanya.

Dia berharap agar pemerintah lebih memberi ruang dan kesempatan serta memikirkan agar para penarik becak juga bisa sejahtera dan memiliki daya tarik bagi penumpang yang ingin berpergian.

"Memang kita memiliki akses melewati portal parkir di pasar-pasar Barabai jika ada para pembeli yang ingin mengangkut barang, namun para pembeli besar itu jumlahnya sedikit dan juga tidak tiap hari," katanya.

Dia menginginkan semoga ada solusi dari pemerintah terhadap nasib mereka agar terus dapat menghidupi keluarganya melalui tarikan becak.

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018