Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pasar Terapung di Sungai Kuin di Banjarmasin Utara, Kalimantan Selatan yang merupakan objek wisata yang namanya sudah mendunia, kini terancam musnah.
Pasalnya, objek wisata yang menampilkan transaksi jual beli di sungai Barito Muara Kuin menggunakan sampan atau? perahu tersebut kini mulai sepi pengunjung.
"Karena sepi pengunjung, penggiat pasar Terapung Kuin pun banyak yang mulai berpindah ketempat lain, ini mengkhawatirkan akan musnah," ujar anggota DPRD Banjarmasin Hairun Nisa di Banjarmasin, Senin.
Menurut politisi Demokrat tersebut, harus ada upaya dari pemerintah kota untuk menghidupkannya, sebab ini adalah ikon pariwisata daerah, di sanalah lokasi aslinya.
Memang saat ini, ucap dia, para pengunjung kebanyakan lebih memilih pasar terapung buatan pemerintah kota yang terletak di Menara Pandang Sungai Martapura.
Namun, Hairun Nisa sangat menyayangkan, jika pasar terapung yang terlatak di sungai kuin tersebut, seolah-olah ditinggalkan begitu saja, tanpa adanya perhatian dari pemerintah kota.
Apalagi menurutnya, pasar ini merupakan ikon primadona terbesar Banjarmasin tahun 90 hingga sekarang.
"Ini sangat miris, sebenarnya pusat pasar terapung ya di situ. Daerah lain lebih mengenal pasar terpung Sungai Kuin. Ini wajib dihidupkan kembali," tegasnya.
Dia pun berharap, Pemkot Banjarmasin tidak hanya fokus terhadap pasar Terapung buatan di Marana Pandang saja. Upaya untuk menggaet wisatawan lokal dan luar derah melalui wisata susur sungai dapat dilakukan jika dua lokasi pasar Terapung tersebut dijalakan.
"Bisa saja kan wisatawan tidak diarahkan ke Menara Pandang saja, tapi juga diarahkan ke Pasar Terapung Sungai Kuin. Kami rasa wisata susur sungai ini akan lebih cantik lagi, jika itu dilakukan," jelasnya.
Anggota komisi II ini mengatakan, tidak hanya pemerintah, upaya untuk menghidupkan kembali Pasar Terapung Sungai Kunin juga perlu adanya dukungan dari masyarakat Banjarmasin.
"Akan lebih baik jika dua lokasi ini berjalan bersama. Yang lama tidak ditinggalkan yang baru tetap berjalan. Pastinya, pendapatan daerah pun semakin bertambah. Seperti buah kelapa, semakin tua semakin bersantan," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Pasalnya, objek wisata yang menampilkan transaksi jual beli di sungai Barito Muara Kuin menggunakan sampan atau? perahu tersebut kini mulai sepi pengunjung.
"Karena sepi pengunjung, penggiat pasar Terapung Kuin pun banyak yang mulai berpindah ketempat lain, ini mengkhawatirkan akan musnah," ujar anggota DPRD Banjarmasin Hairun Nisa di Banjarmasin, Senin.
Menurut politisi Demokrat tersebut, harus ada upaya dari pemerintah kota untuk menghidupkannya, sebab ini adalah ikon pariwisata daerah, di sanalah lokasi aslinya.
Memang saat ini, ucap dia, para pengunjung kebanyakan lebih memilih pasar terapung buatan pemerintah kota yang terletak di Menara Pandang Sungai Martapura.
Namun, Hairun Nisa sangat menyayangkan, jika pasar terapung yang terlatak di sungai kuin tersebut, seolah-olah ditinggalkan begitu saja, tanpa adanya perhatian dari pemerintah kota.
Apalagi menurutnya, pasar ini merupakan ikon primadona terbesar Banjarmasin tahun 90 hingga sekarang.
"Ini sangat miris, sebenarnya pusat pasar terapung ya di situ. Daerah lain lebih mengenal pasar terpung Sungai Kuin. Ini wajib dihidupkan kembali," tegasnya.
Dia pun berharap, Pemkot Banjarmasin tidak hanya fokus terhadap pasar Terapung buatan di Marana Pandang saja. Upaya untuk menggaet wisatawan lokal dan luar derah melalui wisata susur sungai dapat dilakukan jika dua lokasi pasar Terapung tersebut dijalakan.
"Bisa saja kan wisatawan tidak diarahkan ke Menara Pandang saja, tapi juga diarahkan ke Pasar Terapung Sungai Kuin. Kami rasa wisata susur sungai ini akan lebih cantik lagi, jika itu dilakukan," jelasnya.
Anggota komisi II ini mengatakan, tidak hanya pemerintah, upaya untuk menghidupkan kembali Pasar Terapung Sungai Kunin juga perlu adanya dukungan dari masyarakat Banjarmasin.
"Akan lebih baik jika dua lokasi ini berjalan bersama. Yang lama tidak ditinggalkan yang baru tetap berjalan. Pastinya, pendapatan daerah pun semakin bertambah. Seperti buah kelapa, semakin tua semakin bersantan," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018