Martapura (Antaranews Kalsel) - Pada hakekatnya pembangunan ekonomi didaerah adalah serangkaian kebijakan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat disertai dengan pemerataan, salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur perekonomian adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Selama tahun 2012-2016, perekonomian regional Kabupaten Banjar dilihat dari sisi besaran nilai nominal PDRB atas dasar harga pasar/berlaku menunjukkan peningkatan setiap tahunnya dari Rp9,51 triliun pada tahun 2012 menjadi Rp13,39 triliun pada tahun 2016 dan diperkirakan tahun 2017 mencapai Rp14,30 triliun.

Selain karena faktor kenaikan harga baik pada unit produksi maupun jasa yang secara langsung akan memberikan andil terhadap kenaikan nilai tambah atas dasar harga berlaku, juga karena adanya kenaikan produksi di berbagai sektor. 

Hal ini terlihat dari adanya peningkatan pada nilai PDRB atas dasar harga konstan (tahun dasar = 2010) yaitu dari Rp8,67 triliun pada tahun 2012, menjadi Rp10,42 triliun pada tahun 2016 dan diperkirakan meningkat menjadi 10,90 triliun rupiah padatahun 2017.

Dibandingkan dengan besaran PDRB atas harga berlaku Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan tahun 2016 PDRB berada pada urutan ke lima setelah Banjaramasin, Kotabaru, Tanah Bumbu dan  Tabalong. 

Melemahnya sektor batubara yang besar sangat mempengaruhi besar kecilnya laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banjar. Potret tersebut tergambar dari melemahnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banjar dalam kurun waktu tahun 2014 ke 2015.

Namun demikian perlambatan di tahun 2015 tersebut lambat laun sudah mulai membaik seperti yang ditunjukan pada angka pertumbuhan yang mulai merangkak naik dari 4,40 persen pada tahun 2015 menjadi 4,70 persen di tahun 2016.

Pada tahun 2017 diperkirakan perekonomian Kabupaten Banjar tumbuh sebesar 4,62 persen yang didorong oleh sektor pertambangan yang sedikit membaik namun disisi lain pada pertumbuhan di sub kategori tanaman pangan diperkirakan sedikit melemah yaitu dengan mengalami penurunan produksi terutama padi sawah melihat kondisi iklim dan cuaca yang kurang bersahabat. 

Kenaikan di sektor pertambangan belum mampu menahan tergerusnya pertumbuhan dari sektor pertanian sehingga hal ini membuat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banjar menjadi sedikit melambat menjadi 4,64 persen di tahun 2017 dari sebelumnya 4,70 persen pada tahun 2016.

Di banding dengan provinsi kalimantan selatan, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banjar 2016 lebih tinggi dari Kalsel yang tumbuh sebesar 4,40 persen dan tahun 2017 diperkirakan lebih rendah dari Kalsel yang tumbuh sebesar 5,29 persen. 

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018