Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kabar sosok Fauzan Noor, putra asli Banua Kalimantan Selatan yang memiliki prestasi dunia di bidang olahraga karate yang tak mendapat perhatian membuat Komandan Korem Danrem 101/Antasari Kolonel Inf Yudianto Putrajaya tersentak.

"Preman, pengangguran dan mantan narapidana saja kami berdayakan. Kami latih bela negara dan pembekalan keterampilan melalui Program Bela Eksistensi Tanah Air (BETA) Banua. Apalagi Fauzan dengan prestasi dunia, pasti kami urus," ujar Danrem menegaskan.

Keberhasilan Fauzan berprestasi dunia memenangi kumite (perkelahian) kejuaraan dunia karate tradisional (ITKF) di Praha, Ceko pada awal 2018 lalu memang luput dari sorotan publikasi. Tak seperti pelari cepat Lalu Muhammad Zohri (18 tahun) dari Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Seusai menjadi juara dunia junior lari 100 meter di Finlandia baru-baru ini, Zohri banjir hadiah dari berbagai pihak. Bahkan ditawari untuk menjadi anggota TNI setamat SMA.

Setelah kisah tentang Fauzan Noor mulai ramai bermunculan sejak Minggu (15/7) yang diperbincangkan warganet di media sosial, Danrem pun sontak langsung mengundang pemuda 21 tahun itu ke kediaman dinasnya di Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin pada Senin (16/7) malam.
Danrem pun menjadikan Fauzan anak asuh dan disiapkannya menjadi prajurit.

"Insya Allah dapatkan ridho-Nya untuk menjadi prajurit TNI AD sesuai harapan yang bersangkutan," ucap Putra di hadapan Fauzan Noor dan pelatihnya, Mustafa.
(antarakalsel/foto/ist)


Sementara Fauzan sangat senang mendapatkan perhatian langsung dari Komandan Korem 101/Antasari.

"Sebenarnya saya pernah memasukkan lamaran untuk menjadi anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di Kota Banjarmasin, tetapi tidak diterima karena katanya tidak ada penerimaan," beber alumni SMAN 13 Banjarmasin tahun 2015 yang kini bekerja sebagai pelayan toko ritel itu.
(antarakalsel/foto/ist/net)
Kisah perjuangan Fauzan yang bertempat tinggal di Jalan Ahmad Yani Km 5,5 No 45, Komplek Lambung Mangkurat 3 Banjarmasin tersebut memang cukup memilukan. Usai memenangi kejuaraan dunia karate tradisional (ITKF) di Praha, Ceko, kehidupannya tetap sederhana dan tidak ada yang memberikan hadiah. Bahkan saat melamar menjadi anggota Satpol PP di Banjarmasin pun dia ditolak, termasuk tidak ada tawaran dari TNI/Polri atau Kementerian serta pemda untuk mengabdi.

Padahal Fauzan mewakili Indonesia bahkan duta Asia, karena sebelumnya keluar sebagai juara dalam Kejuaraan Karate Tradisional Asia Ocenia 2017 di IPDN Jatinangor, Jawa Barat, pada 12-13 Agustus 2017. Mirisnya pula, putra pasangan Adnan Firdaus (60) dan Jamariyah (56) itu berangkat ke Eropa dibiayai seorang senior karate dari Cheska untuk sampai Kota Praha tanpa ada bantuan dari pejabat terkait.

Di final, Fauzan yang bertinggi badan 162,5 centimeter dan berat sekitar 62 kilogram, berhasil mengalahkan karateka tuan rumah yang tubuhnya jauh lebih tinggi dan besar.
(antarakalsel/foto/ist/net)
Raksasa Eropa dari Cheska itu tumbang dari Fauzan dalam pertarungan tanpa menggunakan sarung tangan, pelindung kepala, mulut, dan tubuh. Karena untuk karate versi ITKF, petarung memang tidak menggunakan pelindung, termasuk tak mengenal pembagian kelas berdasarkan berat badan.

Lagu Indonesia Raya pun berkumandang di negeri orang dan Bendera Merah Putih berkibar berkat jerih payah perjuangan putra asal Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan meraih prestasi tingkat dunia. 

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018