Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Selatan memperkuat kerja sama dan koordinasi dengan seluruh pihak terkait terutama Otoritas Jasa Keuangan, pemerintah daerah, akademisi, pelaku usaha, dan perbankan untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah.

Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Kalsel Herawanto di Banjarmasin, Kamis, mengatakan, menindaklanjuti penguatan koordinasi di tingkat pusat, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan melakukan beberapa langkah strategis.

Langkah-langkah yang telah diambil, tambah dia, adalah dengan meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah, OJK, institusi terkait, kalangan perbankan, akademisi, dan pelaku usaha.

"Melalui koordinasi tersebut, kami terus melakukan perumusan implementasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tingkat daerah," katanya.

Salah satu upaya menjaga pertumbuhan dan stabilitas ekonomi daerah tersebut, adalah dengan menjaga kestabilan harga komoditas agar inflasi tetap terjaga.

Menurut Herawanto, kondisi perekonomian yang baik dan kuat tidak terlepas dari inflasi yang terjaga dengan baik.

Secara bulanan, Kalimantan Selatan mencatatkan inflasi sebesar 0,16 persen, ) pada Mei 2018, lebih tinggi dibandingkan inflasi April 2018 yang sebesar 0,11 persen.

Realisasi tersebut lebih rendah dari data historis periode Mei dalam tiga tahun terakhir yang sebesar 0,30 persen.

Secara tahunan, inflasi Kalimantan Selatan, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Pada Mei 2018 tecatat 2,76 persen, lebih rendah dibandingkan inflasi April 2018 yang sebesar 2,89 persen.

Dari dua kota penghitung inflasi di Kalimantan Selatan, keduanya mengalami inflasi. Kota Banjarmasin mencatat inflasi sebesar 0,14 persen lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 0,08 persen.

Sementara itu di Kota Tanjung juga tercatat inflasi sebesar 0,35 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 0,61 persen.

Selain itu, penguatan sektor-sektor ekonomi daerah yang sudah ada dan pemberdayaan sektor-sektor ekonomi yang berpotensi untuk dikembangkan akan memperkokoh pilar ekonomi di daerah.

Berdasarkan kajian "growth strategy" yang dilakukan oleh BI, sektor ekonomi yang berpotensi menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yaitu agro industry, hilirisasi industri CPO, ekonomi kreatif, pariwisata berbasis komunitas,dan ekonomi syariah.

"Keberhasilan dalam mencapai kestabilan ekonomi di daearah tentu tidak terlepas dari sinergi antar instansi, pelaku usaha, dan tentunya masyarakat," katanya.

Khusus mengenai peran masyarakat, tambah dia, masing-masing individu masyarakat Kalsel dapat berkontribusi dalam menjaga kestabilan perekonomian melalui pola pembelanjaan yang bijak.

Dalam hal ini, masyarakat diminta untuk melakukan pembelanjaan secukupnya, sesuai kemampuan, dan rasional.
 

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018