Banjarmasin, (Antaranews.Kalsel) - Minamas Plantation menggandeng sejumlah perguruan tinggi menjalankan program pencegahan kebakaran lahan dan hutan, sehingga bersama anak usahanya sejak tahun 1985 telah berkomitmen melakukan praktek perkebunan yang ramah lingkungan dengan menerapkan kebijakan "Zero Pembakaran".


Operation Controller Kalsel Sebamban Region Minamas Plantation Khairul Nizam Idris di Banjarmasin, mengatakan, melalui komitmen tersebut perusahaan melakukan upaya-upaya untuk menanggulangi kebakaran melalui pembangunan 72 menara api yang tersebar dibeberapa lokasi diseluruh unit usaha di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

"Ketinggian rata-rata menara api tersebut mencapai 15 meter serta memasang "Fire Indeks" atau papan pengumuman di sekitar operasi untuk memastikan bahwa semua karyawan selalu waspada terhadap risiko terjadinya kebakaran," katanya saat buka puasa bersama di Banjarmasin.

Setiap perkebunan melengkapi alat-alat pemadam kebakaran diseluruh unit usaha yang dipersyaratkan oleh pemerintah melalui Unit Kerja Untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).

Menurut Nizam, Minamas bekerja sama dengan pemerintah lokal untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat sekitar melalui Masyarakat Peduli APi (MPA) dan saat ini telah mencapai 10 anggota MPA yang difasilitasi dan dilatih perusahaan.

Guna mengefektifkan kerja pencegahan dan pengendalian kebakaran lahan dan hutan, perusahaan terus memantau situasi yang berlangsung diseluruh unit usaha dengan seksama melalui sistem Plantation Location Intelligent Universal Management (Platinum) dengan menggunakan data-data satelit pada titik panas dipeta area konsesi untuk mendeteksi dengan cepat.

Menurut dia, guan mencegah kebakaran lahan dan hutan, Minamas Plantation juga telah mengimplimentasikan program pencegaham kebakaran berbasis desa dengan menggandeng tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universia Riau, Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Jambi.

Masyarakat yang berbatasan langsung dengan perusahaan mendapatkan pendampingan dalam menjalankan praktek pertanian bekerlanjutan dengan kebijakan "Zero Burning".

"Hasil yang didapat sangatlah positif, dengan jumlah kejadian kebakaran di luar kebun yang berbatasan langsung dan sekitar areal konsensi perusahaan mencapai titik nol," katanya.
 
Implementasi Lapangan (Ist)

Sampai tahun 2017 telah terbentuk Desa Mandiri Cegah Api di 19 desa di bawah program tiga universitas tersebut, perpanjangan program itu terus dilakukan dan saat ini kerja sama dilakukan dengan Universitas Sriwijaya dengan jumlah desa binaan yang perlu pendamping yakni sebanyak lima desa.

Akhmad Kurnain dari Univeristas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengatakan, secara umum program pendampingan Desa Mandiri Cegah Api yang dilakukan oleh pihaknya di Kalsel meliputi tujuh desa pada tiga kecamatan lokasi perkebunan PT. Lagunan Mandiri, PT Langgeng Muaramakmur dan PT Bersama Sejahtera Sakti di Kabupaten Kotabaru.

Berdasarkan pengalaman mengelola kegiatan kerja sama sejak 2016, kata Kurnain ternyata masyarakat merindukan model pendampingan walaupun tetap ada resistensi karena ketidaktahuan dan tidak ada komunikasi terkait manfaat program tersebut.

"Masyarakat sebenarnya merindukan pendampingan dan mereka sebenarnya berharap ada semacam penguatan sektor ekonomi yang dapat menopang tingkat kesejahteraan keluarga," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim Muhiddin

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018