Paringin, (Antaranews Kalsel) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, pertanyakan  hilangnya tradisi arakan tanglong yang sebelumnya menjadi rutinitas kegiatan pada saat momen bulan suci Ramadhan.

Ketua DPRD Balangan, H Abdul Hadi, mengatakan arakan tanglong merupakan magnet yang luar biasa bagi warga untuk memeriahkan Ramadhan, bukan hanya di Kabupaten Balangan, namun juga di wilayah lainnya di Kalimantan Selatan.

Meskipun, sekilas  tanglong bukan tradisi  Islam, baik dari segi sebutan bahasanya serta bentuk ornamen gemerlap lampu hias, yang tampak seperti lampion budaya China.

Namun dalam tradisi masyarakat banjar, tanglong dikemas dalam nuansa Islami, dengan ornamen Masjid, Al Qur an, binatang onta dan segala hal yang berhubungan dengan nuansa Islami untuk memeriahkan malam Nuzulul Qur an.

"Tanglong merupakan salah satu sarana dan simbol  persatuan dan kesatuan, karena penikmat hiburan ini berasal dari berbagai kalangan  umat agama, suku, ras dan golongan yang ada di Kabupaten Balangan," jelasnya.
Pawai Tanglong, Foto Dok: (Antaranews Kalsel).

Disitu tercipta silaturahmi antarumat beragama di nuansa bulan suci Ramadhan, selain itu perputaran ekonomi ketika acara berlangsung, baik pedagang maupun pengunjung juga cukup besar.

Biasanya pengunjung bukan hanya dari wilayah bumi sanggam itu sendiri, akan tetapi datang dari berbagai daerah lainnya hanya untuk menyaksikan arakan tanglong tersebut.

"Artinya setiap tradisi maupun gelaran acara, selalu saja bisa dikemas oleh pelaksana dengan sebaik-baiknya, selain itu kita juga harus punya solusi alternatif hiburan masyarakat, yang memiliki nilai nuansa keagamaannya, juga mampu mendorong ekonomi kerakyatan, serta promosi daerah," imbuhnya.

Yang perlu disadari dan diperhatikan adalah, setiap bulan suci Ramadhan, momen yang selalu menjadi perbincangan dan ditunggu masyarakat adalah, terkait posisi Pasar Ramadhan, arakan Tanglong serta kegiatan lain yang menyertainya, dan malam takbiran.

Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018