Barabai, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) intensif dan fokus dalam peningkatan pengembangan sektor perikanan khususnya pembudidayaan ikan air tawar jenis betok (pepuyu).

Kabid Perikanan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten HST Adriani Razak, Rabu (16/5) di Barabai menyampaikan sentra budidaya ikan betok sekarang terletak di Desa Binjai Pirua Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU).

Keserius Pemkab HST dalam pembudidayaan ikan betok tersebut menurutnya dibuktikan kerjasama dengan pihak Bank Indonesia (BI) sejak beberapa Tahun yang lalu.

"Saat ini Alhamdulillah Kelompok budidaya ikan (Pokdakan) Harapan Maju Desa Binjai Pirua telah sukses memanen perdana kluster ikan betok bersama Plt Bupati HST H A Chairansyah kemaren," katanya.

Pada Enam bulan yang lalu BI memberikan bantuan sebanyak 2 ribu bibit ikan betok untuk 23 anggota Kelompok Tani Harapan Maju di Desa Binjai Pirua.

"Para Pokdakan tersebut sebelumnya juga dibimbing dan diberi arahan tidak hanya bagaimana membudidayakan ikan namun juga didik untuk pengembangan usaha dan mengolah hasil ikannya," kata Adriani.

Berkat ketekunan dan keserius para Pokdakan tersebut akhirnya mereka sekarang menjadikan kolam-kolam budidayakan ikan itu menjadi sebuah objek wisata memancing ikan dan juga sudah disedikan pondokan dan fasilitas lainnya.

Desa Binjai Pirua itu juga menjadi desa pencontohan dalam pengembangan ikan betok yang bisa dijadikan lahan bisnis untuk memajukan para nelayan dan masyarakat sekitarnya.

Secara nilai ekonomis harga jual ikan betok sekarang diungkapkannya Rp80-85 Ribu per kilogram sedangkan sampai panen membutuhkan waktu 6 bulan.

Analisa usaha ikan betok dijelaskannya dengan bibit 2 ribu ekor ukuran 3-5 cm selama 6 bulan asumsi kematiannya adalah 300 ekor atau 15 persen.

Harga benih Rp350 per ekor dan kalau dikalikan sebanyak 2 ribu maka modalnya adalah Rp700 ribu sedangkan harga pangan, jaring harpa dan tenaga kerja sampai panen diperkirakan totalnya Rp4.200.000.

Hasil bersihnya dari panen diperkirakan sekitar Rp10.850.000 dikurangi modal sebesar Rp4.200.000 jadi sisanya Rp6.650.000 dibagi 6 bulan jadi rata-rata perbulannya adalah Rp1.108.000.

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018