Palang Merah Indonesia Kalimantan Selatan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Tabalong menggelar donor darah di halaman Gedung Sarabakawa Tanjung, ibu kota Tabalong, Senin.
Menurut humas Palang Merah Indonesia (PMI) Kalimantan Selatan, Eddy Wahyudi, kegiatan donor darah sekaligus merayakan hari ulang tahun palang merah sedunia.
"Kegiatan donor darah sebagai upaya PMI memenuhi kebutuhan darah di sejumlah kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan mengingat stok darah yang dimiliki PMI selalu kurang," kata Eddy di Tanjung.
Saat ini kebutuhan darah di baik di Banjarmasin dan kabupaten/kota lainnya mencapai 70 sampai 80 kantong darah per hari.
Sementara dalam tiap kegiatan donor, jumlah yang terkumpul tak lebih dari 50 kantong.
Eddy mengakui kondisi ini dipicu masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya sehingga banyak keluarga pasien yang harus mencari darah sendiri.
"Dari kegiatan donor darah yang sudah kita laksanakan di enam kabupaten, jumlah darah yang terkumpul tak lebih dari 50 kantong dan langsung kita distribusikan ke masing-masing rumah sakit," tambah Eddy.
Selain stok darah yang terbatas, penyediaan juga terkendala persediaan kantong darahnya karena harus impor dari Kanada dan Jepang, sedangkan Indonesia belum bisa memproduksi sendiri kantong penyimpan darah.
"Sebenarnya yang mahal bukan darahnya tapi kantong penyimpannya karena PMI harus impor dari Kanada dan Jepang," jelas Eddy lagi.
Untuk mendukung kegiatan penyediaan darah, tiap tahunnya PMI Kalsel maupun cabang di seluruh kabupaten/kota mendapatkan suntikan dari APBD.
Tahun ini untuk PMI Kalsel mencapai Rp400 juta dan masing-masing PMI cabang kabupaten/kota sekitar Rp100 juta.
Biasanya anggaran ini ujar Eddy digunakan untuk membeli kantong darah dan operasional kegiatan. /mia/C
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012
Menurut humas Palang Merah Indonesia (PMI) Kalimantan Selatan, Eddy Wahyudi, kegiatan donor darah sekaligus merayakan hari ulang tahun palang merah sedunia.
"Kegiatan donor darah sebagai upaya PMI memenuhi kebutuhan darah di sejumlah kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan mengingat stok darah yang dimiliki PMI selalu kurang," kata Eddy di Tanjung.
Saat ini kebutuhan darah di baik di Banjarmasin dan kabupaten/kota lainnya mencapai 70 sampai 80 kantong darah per hari.
Sementara dalam tiap kegiatan donor, jumlah yang terkumpul tak lebih dari 50 kantong.
Eddy mengakui kondisi ini dipicu masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya sehingga banyak keluarga pasien yang harus mencari darah sendiri.
"Dari kegiatan donor darah yang sudah kita laksanakan di enam kabupaten, jumlah darah yang terkumpul tak lebih dari 50 kantong dan langsung kita distribusikan ke masing-masing rumah sakit," tambah Eddy.
Selain stok darah yang terbatas, penyediaan juga terkendala persediaan kantong darahnya karena harus impor dari Kanada dan Jepang, sedangkan Indonesia belum bisa memproduksi sendiri kantong penyimpan darah.
"Sebenarnya yang mahal bukan darahnya tapi kantong penyimpannya karena PMI harus impor dari Kanada dan Jepang," jelas Eddy lagi.
Untuk mendukung kegiatan penyediaan darah, tiap tahunnya PMI Kalsel maupun cabang di seluruh kabupaten/kota mendapatkan suntikan dari APBD.
Tahun ini untuk PMI Kalsel mencapai Rp400 juta dan masing-masing PMI cabang kabupaten/kota sekitar Rp100 juta.
Biasanya anggaran ini ujar Eddy digunakan untuk membeli kantong darah dan operasional kegiatan. /mia/C
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012