Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Penolakan adanya aktivitas pertambangan di Pulau Laut Kabupaten Kotabaru ternyata sudah disuarakan masyarakat setempat sejak dulu.

Informasi yang diperoleh menyebutkan, bahwa hal itu cukup rekevan dan sudah disuarakan  masyarakat dari sejak tahun 2000-an.

Usman, tokoh nelayan di Pulau Laut mengatakan, mayoritas masyarakat memang menolak tambang Pulau Laut. Dibuktikan dengan tiga periode Pilkada di Kotabaru, semua kepala daerah yang menang atau terpilih membawa kampanye tolak tambang di Pulau Laut.

Gelombang penolakan masyarakat Pulau Laut terhadap rencana penambangan memang terus disuarakan.

Di sudut-sudut kota, di kampung nelayan membentang sepanduk pernyataan tolak tambang dan hastag #savepulaulaut.

"Kami nelayan memang menolak tambang karena kamilah nanti yang paling terdampak," kata Saha, nelayan di pusat kota.

Senada dikatakan Syaifullah, tokoh muda di Pulau Laut Tengah. Menurut dia, Pulau Laut tidak layak ditambang karena yang paling terdampak adalah nelayan dan petani. Sedangkan dua ini mayoritas di Pulau Laut.

Dia menekankan, masyarakat Pulau Laut yang menolak tambang mendukung penuh keputusan pemerintah daerah..

"Sudah tiga periode kepala daerah di Kotabaru saat kampanye mengatakan tolak tambang. Jadi memang fakta mayoritas di sini menolak tambang batubara," cetus Ketua Dewan Adat Dayak Kotabaru Sugian Noor.

Pewarta: Firman

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018