Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Volume ekspor rotan di Kalimantan Selatan terus merosot sejak pemberlakuan larangan ekspor rotan mentah secara nasional ke berbagai negara seprti Jepang dan Tiongkok.

Kepala Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan Birhasani di Banjarmasin, Senin, mengatakan saat ini perajin rotan Kalsel belum siap untuk bisa bersaing dengan industri dari luar negeri sehingga begitu ketentuan larangan ekspor rotan mentah ditetapkan, maka volume ekspor hasil hutan tersebut terus turun.

Berdasarkan data Disperindag pada 2017 volume ekspor rotan Kalsel sebanyak 170,6 ton turun hingga 46,27 persen dibanding 2016 yang mencapai 317,6 ton.

Sedangkan nilai ekspor rotan Kalsel sebesar 633,6 ribu dolar AS turun 22,33 persen dibanding 2016 sebesar 821 ribu dolar AS.

"Industri rotan kita belum siap untuk bersaing dengan industri luar negeri, masih banyak yang harus dibenahi," katanya.

Saat ini, industri rotan yang masih bertahan, tinggal perusahaan rotan Sarikaya di Banjarbaru, sisanya sudah banyak yang gulung tikar.

"Industri rotan kita memang belum berkembang, sehingga wajar bila kini ekspor rotan terus menurun," katanya.

Sebelumnya, Pemerintah Kalimantan Selatan berupaya mengembalikan masa keemasan industri rotan Kalimantan dengan meminta agar Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian membuka kembali kran ekspor rotan mentah.

Tuntutan agar kran ekspor dibuka kembali telah disampaikan sejak beberapa tahun terakhir, namun hingga kini masih dalam proses kajian dari seluruh pihak terkait.

Bukan hanya Kalsel yang berjuang agar kran ekspor rotan dibuka, tetapi seluruh pimpinan daerah di Kalimantan juga memiliki tuntutan sama, hanya saja yang resmi mengirimkan surat baru Kalsel.

Hanya saja, hingga saat ini harapan tersebut belum bisa dipenuhi, sehingga Permendag No.35/2011 tentang larangan ekspor rotan masih berlaku hingga kini.

Selain rotan, ekspor produk perikanan juga turun hingga 99 persen lebih, dari sebelumnya 1.600 ton lebih menjadi hanya 9 ton saja.

Penurunan tersebut, antara lain diduga karena pencatatan dara ekspor Kalsel tidak sepenuhnya tercatat di KSOP Kalsel, tetapi melalui Jawa Timur.

Saat ini banyak eksportir Kalsel yang mengirimkan barangnya lewat Jawa Timur sehingga ekspor Kalsel akhirnya tercatat di KSOP Jawa Timur.

"Sehingga penurunan data ekspor, belum tentu karena jumlah ekspor asal Kalsel benar-benar turun, tetapi kini banyak pelaku usaha yang mengirim barangnya lewat Jawa Timur," katanya.
 

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018