Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Koordinator Wilayah 08 Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan berusaha menemukan kijang kuning (Muntiacus atherodes) di Pegunungan Meratus kawasan tersebut.

"Saya sudah dengar informasi adanya kijang kuning di Pegunungan Meratus HST Kalsel, makanya kita berusaha menemukan satwa langka tersebut," kata Peneliti flora dan fauna Dr.Ir. Abdul Haris Mustari, M.Sc. yang ikut dalam tim di lokasi pos tim Desa Murung B Hantakan HST, Sabtu.

Dosen Fakultas Kehutanan IPB tersebut juga merasa tertarik keberadaan kijang kuning di kawasan tersebut, dan cerita masyarakat setempat yang dulunya sering menemukan binatang itupun menambah ketertarikan dirinya untuk menemukan binatang tersebut.

"Kita baru sebulan melakukan penjelajahan hutan Pegunungan Meratus, masih sekitar dua bulan lagi melakukan penjelajahan danpenilitian mudahan kita menemukan satwa tersebut," kata peneliti ITB yang berasal dari Sulawesi Selatan tersebut.

Ia berharap timnya berhasil menemukan kijang emas untuk menjawab teka teki masih adanya atau betul adanya binatang yang unik tersebut.

Penjelasannya tersebut ketika menerima puluhan wartawan yang tergabung dalam jurnalis pena hijau ke lokasi tersebut.

Mengenai menjawab pertanyaan terdapatnya satwa tupai raksasa yang disebut tangkarawak di kawasan Pegunungan Meratus,ia mengakui anggota tim sempat melihat keberadaan binatang tersebut, hanya saja sayang tidak sempat mengambil foto tupai itu.

Selain Abdul Haris Mustari yang ikut sebagai anggota peneliti pada tim ekspedisi yang melibatkan TNI, AD, AL, dan AU serta mahasiwa dan perguruan tinggi tersebut, juga terdapat Kukuh Indrakusuma peneliti fauna dari UGM.

Kukuh Indrakusuma banyak meneliti tentang keberadaan reptil serta binatang ampibi, yang disebutkan banyak sekali jenis reftil di hutan paling selatan Pulau Kalimantan tersebut.

Berdasarkan laporan sebanyak 72 temuan tersebut dalam penjelajahan dan penlitian tim ini, 50 diantaranya adalah bidang fauna, 18 temuan bidang flora, dan empat temuan bidang kehutanan.

Menurut para tim ini, temuan-temuan selama penjelajahan dan penelitian ini akan dicatat kemudian dibukukan sebagai bentuk hasil tim yang akan dipublikasikan setidaknya untuk menanamkan kecintaan terhadap alam lingkungan Indonesia.

Tim Ekspedisi Khatulistiwa HST diarahkan pada pendataan dan penelitian tentang kerusakan hutan, geologi, kekayaan flora dan fauna, sosial budaya, serta pendataan potensi bencana.

Bidang sosial ditujukan pada kegiatan bakti sosial, sosilisasi tentang pelestarian alam dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk sama-sama mengadakan reboisasi atau penghijauian, serta meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kekayaan alam. C


Pewarta:

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012