Makassar, (Antaranews Kalsel)- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua) mengajak media turut berperan lebih aktif dalam memberantas upaya-upaya praktek investasi bodong di Indonesia.

Kepala OJK Regional 6 Sulampua, Zulmi, di Makassar, Senin, mengatakan keberadaan media memang begitu membantu dalam memmberikan pengetahan kepada masyarakat khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah.

"Masyarakat yang kurang memahami terkait keuangan termasuk dalam hal investasi memang rawan menjadi korban. Kondisi inilah yang harus menjadi fokus utama bagi OJK dan media untuk bisa memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat," katanya dalam acara pelatihan wartawan dan media gathering OJK Sulampua hari ini.

Secara umum, kata dia, masyarakat memang memiliki sifat atau maunya yang serba instan. Jadi jika ada pihak yang mengajak berinvestasi dengan menawarkan iming-iming hadiah yang besar dengan waktu singkat, begitu mudah tertarik yang justru belakangan menjadi korban penipuan investasi bodong.

Para pelaku investasi bodong sendiri, lanjut dia, juga sudah lebih pintar untuk bisa menarik dan mempengaruhi seseorang. Salah satunya dengan menggendeng atau memanfaatkan pihak-pihak yang bisa menjadi panutan seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, ataupun publik figur.

Kehadiran tokoh panutan itu, tentunya akan semakin mudah diterima oleh masyarakat sehingga penting artinya untuk memberikan informasi terhadap bahaya investasi bodong.

Sementara terkait tingkat literasi keuangan yang tidka begitu menjanjikan khususnya di Sulsel, juga menjadi perhatian dan fokus utama dari OJK untuk terus meningkatkannya kedepan.

Berdasarkan hasil survei indeks literasi keuangan di provinsi Sulsel, kata dia, pada 2016 yakni 28 persen lebbih memang mengalami kenaikan dibandingkan survei pertama pada tahun sebelumnya yang baru mencapai 19 persen.

Meski demikian, angka itu masih di bawah pencapaian secara nasional yakni sebesar 29,7 persen. Adapun indeks inklusi keuangan Sulsel sebesar 68 persen, hanya sedikit di atas angka nasional 67,8 persen.
"Jadi sesuai hasil survei 2016 itu memang tingkat literasi Sulsel naik menjadi 28 persen atau mengalami peningkatan kurang lebih 10 persen," katanya
  
OJK sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan indeks literasi keuangan melalui kampanye edukasi keuangan kepada masyarakat./f

Pewarta: Abd Kadir

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018