Batulicin, (Antaranews Kalsel) - Kapal Feri Awu-awu milik PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Batulicin yang melayani rute Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan menuju Makassar sudah hampir 20 hari tidak beroperasi.

General Manager PT ASDP Batulicin Yudhi Yanuar melalui Manager Usaha Marsadik di Batulicin, Selasa mengatakan tidak beroperasinya kapal feri tersebut dikarenakan adanya perbaikan rutin yang dilakukan setiap satu tahun sekali.

"Dalam perbaikan kapal tersebut ada beberapa hal yang harus cepat ditangani, seperti pengecatan ulang pada badan kapal, mengganti oli pada mesin kapal serta melakukan pengecekan pada sistem-sistem kapal agar tetap fit saat dioperasikan nanti," katanya.

Marsadik mengatakan dalam pengerjaan kapal sangat memerlukan waktu yang cukup lama, dan diperkirakan mencapai satu bulan sehingga diperkirakan 3 Maret sudah dioperasikan kembali.

Meski terjadi dok, pihak Badan Usaha Milik Negara bidang transportasi air belum memberikan alternatif angkutan untuk penumpang Batulicin-Makassar atau sebaliknya.

Marsadik menjelaskan dengan terbatasnya unit kapal yang dikelola ASDP, maka pihak perusahaan akan mempercepat pengerjaan kapal.

Rata-rata penumpang kapal yang di angkut dalam satu kali keberangkatan mencapai 150 orang dan 15 unit kendaraan bermotor roda dua dan roda empat, namun calon penumpang kapal yang dilayani oleh ASDP dialihkan ke kapal Kirana milik PT Dharma Lautan Utama Cabang Batulicin.

Kepala PT Dharma Lautan Utama Cabang Batulicin, Shaleh menambahkan semenjak KM Awu-awu dok, penumpang yang dilayani mengunakan KM Kirana meningkat 100 persen yang biasanya mengangkut 150 orang menjadi 300 orang dalam satu kali keberangkatan.

"Dengan adanya peningkatan jumlah penumpang yang mencapai 100 persen maka kami menambah jumlah frekuensi keberangkatan yang biasanya satu kali menjadi dua kali keberangkatan dalam satu minggu untuk menghindari kelonjakan dan penumpukan jumlah penumpang yang ada di pelabuhan," paparnya.

Pewarta: Sujud Mariono

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018