Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalimantan Selatan H Pribadi Heru Jaya mengajak warga masyarakat setempat mempertahankan "brand" (merk) Agrowisata Bi`ih Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, provinsi tersebut.

"Kan Bi`ih sekarang memiliki brand, terutama dengan agrowisata durian, seiring festival buah berduri namun terasa enak tersebut," ujar wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel II/Kabupaten Banjar itu di Banjarmasin, Senin.

"Jangan baru sebentar keterkenalan merk (brand) sudah rusak karena ulah sendiri, baik secara sadar maupun tidak sadar," tutur alumnus Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin tersebut yang bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sebagai contoh mengenai harga jual buah durian yang terkesan seenaknya dikenakan pemilik durian ketika orang berkunjung ke Argowisata Bi`ih (sekitar 50 kilometer timur laut Banjarmasin), sehingga warga/calon pembeli bilang lebih murah di Simpang Empat Pengaron, Kabupaten Banjar.

Apalagi infrastruktur menuju Agrowisata Bi`ih tersebut kurang menunjang seperti jalan rusak dan becek saat musim penghujan, ujar Heru yang baru "seumur jagung" mutasi ke Komisi II DPRD Kalsel yang membidangi kepariwisataan itu.

Sementara di Simpang Empat, tempatnya strategis karena berada di tepi lintasan jalan trans Kalimantan poros tengah Kalsel atau menuju daerah "Banua Anam" provinsi tersebut sehingga mudah terjangkau dan tidak makan maktu kalau cuma mau menekmati buah durian.

Selain itu, harga jual buah durian di Simpang Empat tersebut relatif murah dan rasa tidak jauh berbeda dengan durian Bi`ih atau perbedaannya cuma berkisar antara Rp5.000 - Rp10.000 per biji.

Wakil rakyat Banjar itu menyarankan, guna lebih memberi makna merk Bi`ih, agrowisatanya jangan hanya durian, tetap tanam buah-buahan lain sehingga lebih bervariasi dan ada pilihan bagi pengunjung.

"Tanaman/pepohonan dalam kawasan Agrowisata Bi`ih hendaknya jangan cuma semusim, tetap sepanjang tahun sehingga bisa menarik wisatawan lokal/domistek , nusantara dan mancanegara," sarannya.

Begitu pula jenis komoditas tersebut hendaknya beragam, seperti durian dari berbagai jenis, termasuk yang tergolong langka, di antaranya "maharawin" (durian hutan/durian masa depan Kalsel), demikian Pribadi Heru.

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018