Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Presiden RI Ir H Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) selalu menjadi prioritas dalam program kebijakan pemerintahannya. Untuk itu, dia meminta peningkatan kualitas pendidikan, tak terkecuali di pendidikan tinggi. 

"Rektor harus bekerja lebih keras lagi untuk mengejar ketertinggalan kita selama ini dalam pengembangan Sumber Daya Manusia," kata Presiden Jokowi di Makassar, Kamis.

Hal itu dikatakannya saat membuka secara resmi gelaran Konferensi Kampus XIV dan Temu Tahunan XX Forum Rektor Indonesia (FRI) 2018 di Universitas Hasanuddin. Menurut Presiden, terobosan demi terobosan wajib dilakukan lembaga pendidikan tinggi guna mencetak SDM handal.

"Ini harus diperhatikan serius oleh para Rektor, jangan sampai monoton terjebak rutinitas di zona nyaman, harus berkompetisi melakukan inovasi. Karena siapa yang cepat akan memenangkan kompetisi," ujar Jokowi di hadapan ratusan pimpinan perguruan tinggi yang hadir di Gedung Baruga A.P Pettarani Unhas.

Presiden pun menantang perguruan tinggi bisa menciptakan jurusan-jurusan baru yang inovatif untuk menjawab tantangan masa kini dan kedepan.

"Misalnya membuka Fakultas Kopi yang khusus di dalamnya berisi program studi keilmuan tentang kopi atau juga Fakultas Kelapa Sawit saya rasa juga diperlukan negara kita karena sangat kaya akan sumber daya alam," paparnya.

Sementara Ketua Forum Rektor Indonesia periode 2017 Prof Dr H Suyatno dalam laporannya mengaku telah menjalankan beragam hal untuk mendukung terlaksananya Program Nawacita Pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Kami telah melakukan kajian-kajian yang bisa jadi bahan masukan bagi bangsa dan negara khususnya untuk Kabinet Kerja Presiden demi percepatan pembangunan dan pengembangan SDM," ungkapnya.

Di sisi lain, Rektor Unhas Prof Dr Dwia Ariestina Pulubuhu dalam sambutannya menyatakan jika Forum Rektor Indonesia senantiasa akan selalu mendukung program pemerintah sebagaimana juga Presiden Jokowi komitmen dan peduli terhadap pengembangan pendidikan tinggi selama ini.

"Kami menyadari di era revolusi industri 4.0, yakni menekankan pada pola digital economy dan lain sebagainya atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation, pengajaran di perguruan tinggi pun dituntut untuk berubah. Namun tentunya kita juga berusaha tetap melahirkan kecerdasan sosial dan kepedulian sosial," pungkas Dwia yang memimpin FRI periode 2018-2019 bersama Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr H Sutarto Hadi sebagai Wakil Ketua FRI.

Pewarta: Firman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018