Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Penyuluh pertanian di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan masih banyak yang minim pengetahuan dan ketermpilan terhadap perkembangan teknologi pertanian sehingga turut berdampak bagi petani.


"Contohnya saja banyak bantuan pemerintah berupa hand tractor yang tidak dimanfaatkan petani sehingga karena petani tidak bisa mengoperasionalkannya," ujar Koordinator Penyuluh Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Didin Rustandi di Amuntai, Rabu.

Didin mengatakan, pemberian pelatihan kepada para penyuluh dilakukan dua kali setiap bulannya diselingi dengan kegiatan konsultasi di Balai Penyuluh Kecamatan (BPK) masing-masing.

Didin berencana akan mengintensifkan pelatihan cara mengoperasionalkan alat-alat pertanian kepada para tenaga penyuluh sehingga nantinya bisa menularkan keterampilannya kepada petani.

"Terkadang, kita juga mengirimkan tenaga penyuluh kita untuk mengikuti perlatihan di Balai Pelatihan Pertanian milik provinsi di daerah Binuang apabila anggaran memungkinkan," terangnya.

Pemanfaatan teknologi dan mesin pertanian, lanjut Didin, sudaj waktunya digalakan mengingat pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi hasil pertanian dan perluasan lahan tanam.

Apalagi, katanya, lahan pertanian di Kabupaten HSU saat ini menghadapi tantangan dengan banyaknya tumbuh-tumbuhan gulma dan semak belukar yang sulit dihilangkan seperti Tanaman Putri Malu Raksasa (Mimosa Pigra L) yang beberapa tahun terakhir menyebar dilahan pertanian.

Didin mengatakan masyarakat dan petani di Kabupaten HSU biasa menyebutkan tanaman Putri Malu Raksasa ini sebagai 'Susupan Gunung' bahkan ada istilah lucunya lagi yakni disebut tanaman 'Jablay'.

"Ini tentu tantangan bagi pemerintah daerah khususnya Dinas Pertanian jika ingin memperluas lahan tanam karena salah satu tantangannya adalah banyaknya Susupan Gunung,"kata Didin.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018