Dalam waktu dekat, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) bakal memiliki sekolah khusus bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Bupati Tanah Bumbu Mardani H Maming, meletakkan batu pertama menandai dimulainya pembangunan sekolah bagi anak berkebutuhan khusus pada Senin (2/4).
Sekolah khusus yang biaya pembangunannya sepenuhnya atas partisipasi dari PT Buana Karya Wiratama (BKW) itu berdiri diatas lahan seluas 40 meter X 80 meter dengan desain bangunan dua lantai.
Dengan terbangunnya sekolah khusus yang rencananya berukuran 16 meter X 65 meter kerja sama PT. BKW dengan pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga itu, kedepan anak-anak dengan perkembangan mental dan fisik yang berbeda dengan anak normal itu akan mendapatkan penangan khusus dari tenaga-tenaga pendidikan yang juga mempunyai keahlian khusus yang didatangkan dari Banjarmasin dan Universitas Negeri Jakarta.
Dari data yang sudah dihimpun Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga setempat, saat ini di Tanbu terdapat 30 anak penderita autis, dan 306 anak berkebutuhan khusus.
“Harapan kita, dengan terbangunnya sekolah khusus bagi anak-anak berkebutuhan khusus tersebut, kedepan anak-anak tersebut mempunyai peluang yang sama dengan anak-anak normal dalam mendapatkan kesempatan belajarâ€, sebut Bupati Mardani H Maming dalam sambutannya usai pelaksaan prosesi peletakan batu pertama.
Selanjutnya, usai menjalani pendidikan di sekolah khusus itu, mereka dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi sesuai peminatan masing-masing, imbuh bupati.
Dibagian lain, Mardani juga memberikan apresiasi yang besar atas dukungan dan partisipasi pimpinan PT. BKW yang telah memberikan perhatian terhadap dunia pendidikan di Bumi Bersujud dengan berpartisipasi membiayai pembangunan sekolah bagi anak-anak daerah dengan kebutuhan khusus tersebut.
Untuk itu beber Mardani, ia atas nama pemerintah daerah menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pimpinan PT. BKW H Tajeriani Noor. Karena dengan dukungan itu pemerintah daerah sangat terbantu sekali. Apalagi sejauh ini sangat sedikit pelaku dunia usaha daerah yang mempunyai kesadaran untuk turut serta mendorong pembangunan daerah khususnya di bidang pendidikan, lebih-lebih yang fokus pada pendidikan luar biasa (PLB).
Terkait dengan pembangunan sekolah bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang nantinya dalam pelaksanaannya dinaungi Yayasan Tsaury tersebut Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Tanbu H Ijra’i mengatakan, jika tidak ada aral, pembangunan sekolah khusus itu akan selesai dalam waktu satu tahun mendatang.
Dalam waktu satu tahun itu pula, pihaknya beserta manajemen PT. BKW juga mempersiapkan sejumlah sarana dan prasarana pendukung yang secara khusus dimanfaatkan untuk menangani anak-anak dengan kebutuhan khusus itu.
Untuk diketahui, pada prosesi peletakan batu pertama itu juga dirangkai dengan kegiatan seminar pendidikan dengan narasumber Dra. Suprihatin, M.Pd dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Dalam paparannya Suprihatin mengatakan, terkait dengan anak berkebutuhan khusus terbagi menjadi sepuluh katagori, yakni anak autis, anak tuna laras (anak nakal), anak berbakat, anak Autis/ADHD ( berbeda dengan autis),anak tuna rungu, anak tuna grahita, anak tuna daksa (cacat fisik), anak kesulitan belajar, anak gangguan komunikasi (sumbing atau gagap) dan anak tuna netra.
Sesuai data dari pendataan yang dilakukan, dari tujuh kecamatan yang ada di Tanah Bumbu terdapat sebanyak 306 anak berkebutuhan khusus dengan perincian, tuna grahita 96 anak, tuna daksa 72 anak, anak kesulitan belajar 25 anak, anak gangguan komunikasi 29 anak, anak tuna netra 17 anak.
Dari data yang digali pihaknya di dapat informasi, di tanah Bumbu juga terdapat sebanyak 44 anak tuna rungu, Autis/ADHD 21 anak dan anak tuna laras sebanyak dua orang. Dari sejumlah anak itu mereka berusia dengan kisaran antara 0 hingga15 tahun.(Adv/Tanbu/ant/C).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012
Bupati Tanah Bumbu Mardani H Maming, meletakkan batu pertama menandai dimulainya pembangunan sekolah bagi anak berkebutuhan khusus pada Senin (2/4).
Sekolah khusus yang biaya pembangunannya sepenuhnya atas partisipasi dari PT Buana Karya Wiratama (BKW) itu berdiri diatas lahan seluas 40 meter X 80 meter dengan desain bangunan dua lantai.
Dengan terbangunnya sekolah khusus yang rencananya berukuran 16 meter X 65 meter kerja sama PT. BKW dengan pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga itu, kedepan anak-anak dengan perkembangan mental dan fisik yang berbeda dengan anak normal itu akan mendapatkan penangan khusus dari tenaga-tenaga pendidikan yang juga mempunyai keahlian khusus yang didatangkan dari Banjarmasin dan Universitas Negeri Jakarta.
Dari data yang sudah dihimpun Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga setempat, saat ini di Tanbu terdapat 30 anak penderita autis, dan 306 anak berkebutuhan khusus.
“Harapan kita, dengan terbangunnya sekolah khusus bagi anak-anak berkebutuhan khusus tersebut, kedepan anak-anak tersebut mempunyai peluang yang sama dengan anak-anak normal dalam mendapatkan kesempatan belajarâ€, sebut Bupati Mardani H Maming dalam sambutannya usai pelaksaan prosesi peletakan batu pertama.
Selanjutnya, usai menjalani pendidikan di sekolah khusus itu, mereka dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi sesuai peminatan masing-masing, imbuh bupati.
Dibagian lain, Mardani juga memberikan apresiasi yang besar atas dukungan dan partisipasi pimpinan PT. BKW yang telah memberikan perhatian terhadap dunia pendidikan di Bumi Bersujud dengan berpartisipasi membiayai pembangunan sekolah bagi anak-anak daerah dengan kebutuhan khusus tersebut.
Untuk itu beber Mardani, ia atas nama pemerintah daerah menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pimpinan PT. BKW H Tajeriani Noor. Karena dengan dukungan itu pemerintah daerah sangat terbantu sekali. Apalagi sejauh ini sangat sedikit pelaku dunia usaha daerah yang mempunyai kesadaran untuk turut serta mendorong pembangunan daerah khususnya di bidang pendidikan, lebih-lebih yang fokus pada pendidikan luar biasa (PLB).
Terkait dengan pembangunan sekolah bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang nantinya dalam pelaksanaannya dinaungi Yayasan Tsaury tersebut Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Tanbu H Ijra’i mengatakan, jika tidak ada aral, pembangunan sekolah khusus itu akan selesai dalam waktu satu tahun mendatang.
Dalam waktu satu tahun itu pula, pihaknya beserta manajemen PT. BKW juga mempersiapkan sejumlah sarana dan prasarana pendukung yang secara khusus dimanfaatkan untuk menangani anak-anak dengan kebutuhan khusus itu.
Untuk diketahui, pada prosesi peletakan batu pertama itu juga dirangkai dengan kegiatan seminar pendidikan dengan narasumber Dra. Suprihatin, M.Pd dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Dalam paparannya Suprihatin mengatakan, terkait dengan anak berkebutuhan khusus terbagi menjadi sepuluh katagori, yakni anak autis, anak tuna laras (anak nakal), anak berbakat, anak Autis/ADHD ( berbeda dengan autis),anak tuna rungu, anak tuna grahita, anak tuna daksa (cacat fisik), anak kesulitan belajar, anak gangguan komunikasi (sumbing atau gagap) dan anak tuna netra.
Sesuai data dari pendataan yang dilakukan, dari tujuh kecamatan yang ada di Tanah Bumbu terdapat sebanyak 306 anak berkebutuhan khusus dengan perincian, tuna grahita 96 anak, tuna daksa 72 anak, anak kesulitan belajar 25 anak, anak gangguan komunikasi 29 anak, anak tuna netra 17 anak.
Dari data yang digali pihaknya di dapat informasi, di tanah Bumbu juga terdapat sebanyak 44 anak tuna rungu, Autis/ADHD 21 anak dan anak tuna laras sebanyak dua orang. Dari sejumlah anak itu mereka berusia dengan kisaran antara 0 hingga15 tahun.(Adv/Tanbu/ant/C).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012