Jakarta, (Antaranews Kalsel) - Perusahaan bidang makanan olahan hasil laut PT Kelola Mina Laut (KML) terus berupaya memberdayakan ekonomi kalangan nelayan melalui bisnis model kemitraan.

"Bisnis model kemitraan melibatkan tiga pihak, yaitu perusahaan, nelayan, dan pemasok. Bisnis model ini dipilih untuk menjamin kelangsungan hidup tiga pihak, dan diharapkan juga memutus rantai kemiskinan di kalangan nelayan," ujar Presiden Direktur KML Mohammad Nadjikh, usai meraih penghargaan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Tokoh lnspirator Inklusi Keuangan melalui Pengembangan Klaster Perikanan, di Jakarta, Kamis (18/1) malam.

Ia mengatakan bahwa diperlukan visi yang sama antara perusahaan, nelayan, dan pemasok. Ketiga pihak harus melakukan pembagian tugas, saling mengerti keinginan pihak lain, dan menjalankan tugas masing-masing secara bersama.

Guna mencapai tujuan itu, ia mengemukakan terdapat beberapa strategi, yaitu transparan dalam menetapkan harga beli ikan hasil panen nelayan.

"Transparansi sangat penting untuk keadilan nelayan pada akhirnya menjamin pasokan secara berkelanjutan," katanya lagi.

Pihaknya juga harus membantu dalam hal pembiayaan nelayan, yakni mempercepat pembayaran dengan tingkat harga yang stabil sesuai dengan harga pasar lokal dan global, bahkan membeli dalam kuantitas yang sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan. Dengan begitu, pasokan bahan baku di perusahan tercukupi secara berkelanjutan.

Selain itu, pihaknya juga melakukan pembinaan kualitas untuk meminimalkan risiko, sehingga jika terjadi penurunan kualitas, maka harga beli ikan turun.

"Karena itu, perusahaan harus membina kualitas agar meminimalkan risiko itu," ujarnya lagi.

Terkait rencana KML melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), Mohammad Nadjikh mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan persyaratannya, di antaranya laporan keuangan tahun buku Desember 2017.

"Sedang proses, diharapkan IPO pada semester pertama tahun ini," katanya pula./f

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018