Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Bagi pejabat di lingkungan Kabupaten Kotabaru, tahun 2017 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana mereka harus banyak turun ke daerah-daerah meski hari libur kerja.

Dengan menggunakan sepeda motor jenis trail, para pejabat di lingkungan Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) di Kotabaru harus ikut touring bersama Bupati Kotabaru Sayed Jafar turun ke lokasi proyek, untuk melihat kemajuan pembangunan sarana dan prasarana, peningkatan serta pembukaan jalan di sejumlah kecamatan.

Touring yang tidak memandang hari kerja ataupun hari libur itu, sebagai salah satu upaya Sayed Jafar untuk mengawal langsung pelaksanaan pembangunan, dan peningkatan atau pembukaan jalan di "Bumi Saijaan" Kotabaru.

Kabupaten Kotabaru yang terdiri dari 21 kecamatan, 202 desa dan kelurahan dan sekitar 140 pulau dengan jumlah penduduk 317.899, masih banyak ditemukan daerah yang sulit dijangkau dengan kendaraan roda empat, bahkan masih ada desa yang masih terisolasi.

Meski telah merayakan hari jadinya yang ke 67 Kabupaten Kotabaru, masih ada desa yang bisa ditempuh hanya dengan jalan kaki, karena belum tersedianya sarana jalan yang memadai, atau apabila sudah dibuka jalan umum namun kembali rusak karena medan yang berat dan minimnya anggaran perawatan.

Tak pelak, masih banyak desa yang masuk kategori daerah terpencil, dan keluarga miskin yang cukup banyak yakni sekitar 4.319 kepala keluarga.

Belum tersedianya ruas jalan yang memadai bukan menjadi penyebab utama masih banyaknya keluarga miskin di Kotabaru.

Namun setidaknya dengan jalan yang baik, tidak berlubang dan berlumpur maka transportasi akan lancar, distribusi sembilan bahan pokok, dan hasil bumi di desa-desa di Kotabaru akan lancar.

Hal itu dapat mendongkrak laju roda perekonomian di desa-desa.

Sebaliknya, apabila jalan rusak berlubang dan berlumpur mobil angkutan barang dan penumpang tidak akan berani lewat, dan menyebabkan biaya angkutan akan mahal.

Dengan demikian, denyut perekonomian di desa-desa tidak akan terlihat, karena biaya transportasi menjadi tinggi dan hal itu menyebabkan angka kemiskinan akan semakin tinggi.

Hasil panen petani sulit dijual ke luar daerah, karena biaya angkutan tidak sesuai dengan biaya modal pertanian.

Belum lagi dengan masalah anak sekolah yang tidak bisa pergi pulang dari sekolah ke rumah, mereka terpaksa harus kos di dekat sekolah, membuat para orangtua harus mengeluarkan uang lebih selain biaya sekolah, juga harus disiapkan biaya pemondokan dan konsumsi.

Begitu juga dengan warga yang hendak berurusan ke SOPD di pusat Kota Kotabaru. Mereka yang dari kecamatan-kecamatan yang jaraknya mencapai ratusan kilometer tidak bisa langsung pulang hari itu.

Mereka terpaksa harus bermalam, karena angkutan umum tidak tersedia, dan apabila memaksa pulang ke rumah mereka harus mencalter transportasi dengan biaya cukup mahal.



Fokuskan APBD

Melihat kondisi tersebut, Bupati Kotabaru Sayed Jafar memfokuskan APBD 2018 untuk membangun infrastruktur, terutama pembukaan dan peningkatan jalan di daerah utara Kotabaru. Dari sekitar Rp1,925 triliun APBD 2018 lebih dari Rp500 miliar untuk infrastruktur.

Selain memfokuskan dana APBD 2018, Pemkab juga melibatkan swasta untuk melakukan pembukaan, pelebaran, dan peningkatan jalan di sekitar lokasi perusahaan.

Melalui dana Corporate Social Responsibility, bupati berharap tidak ada lagi jalan rusak di sekitar perusahaan.

Dalam sebuah kesempatan, bupati mengatakan ada empat kecamatan di wilayah utara, yakni Kelumpang Tengah, Kelumpang Utara, Sampahan, dan Pamukan Selatan selama ini mengandalkan transportasi air.

Total panjang jalan pada empat kecamatan sekitar 64 kilometer dengan lebar 10 meter.

Dengan terbukanya akses jalan antarkecamatan tersebut, masyarakat yang berada di Kelumpang Tengah, Kecamatan Kelumpang Utara, Sampanahan dan Pamukan Selatan memiliki alternatif transportasi, sehingga dapat memilih mana yang lebih cepat dan mudah.

Sayed Jafar menyampaikan niatnya untuk membuka pelayaran kapal feri dengan rute Pulaulaut Kotabaru ke Tanjung Batu, Kelumpang Tengah.

Rencananya pelabuhan di Pulaulaut Utara berada di Desa Sigam, sedangkan di Kecamatan Kelumpang Tengah berada di Desa Tanjung Batu.

Seorang tokoh masyarakat Sampanahan Saifullah menyatakan, dengan dibangun jalan poros antarkecamatan tersebut, transportasi bisa lebih mudah dan lancar, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di daerah kecamatan setempat.

Warga tidak lagi menggunakan jalur laut untuk melakukan kunjungan ke kecamatan di sekitar Sampanahan.

Pemkab juga telah melakukan pelebaran ruas jalan Tanjung Serdang-Kotabaru tanpa menggunakan APBD, tetapi menggunakan dana pihak ketiga bantuan dari perusahaan tambang bijih besi PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR).



Tol laut

Selain bertekad menyatukan desa dan kecamatan di daratan, Pemkab Kota Baru juga memprogramkan untuk membangun tol laut, dimana tekad itu telah dimulai sejak Maret 2016. Hal itu direalisasikan dengan membangun "tol laut" dengan membuka pelayaran kapal fery Pulaulaut dengan Pulau Sebuku.

KMF Stagen yang membuka pelayaran Pulaulaut-Pulau Sebuku merupakan bentuk dukungan Pemkab Kotabaru dan pihak swasta terhadap program `Tol Laut` yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Dengan terbukanya pelayaran Pulau Laut-Pulau Sebuku, diharapkan arus transportasi penumpang, dan distribusi barang sembilan bahan pokok serta barang yang lainnya semakin lancar sehingga tidak ada lagi selisih harga atau "disparitas" yang mencolok.

Sehingga harga barang kebutuhan sehari-hari di Pulau Sebuku lebih murah dari sebelumnya, hal itu bisa meningkatkan daya beli masyarakat.

Direktur PT Pelayaran Benua Raya Khatulistiwa, Sayed Andi Makmur Al Idrus, mengungkapkan, dengan beroperasinya KMF Stagen, yang melayani pelayaran dari Pulaulaut-Pulau Sebuku dan sebaliknya itu bisa mendorong percepatan pemerataan pembangunan di Kotabaru.

Selama ini, masyarakat di Pulau Sebuku sudah sangat memimpikan adanya kapal fery yang bisa melayani pelayaran Pulaulaut-Pulau Sebuku.

Dengan beroperasinya kapal fery penyeberangan Pulaulaut-Pulau Sebuku, juga diharapkan mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi di dua pulau.

Sementara itu, KMF Stagen yang dibuat pada 2005 memiliki kapasitas penumpang sekitar 300 orang, dengan penumpang kendaraan roda empat sekitar 24 unit dan ratusan kendaraan roda dua.

Dengan jarak antara Pulaulaut dengan Pulau Sebuku sekitar 8 mil itu, KMF Stagen yang memiliki kapasitas kecepatan sekitar 4 knot-8 knot memerlukan waktu tempuh sekitar dua jam pelayaran.

Untuk bongkar muat penumpang dan kendaraan, KMF Stagen akan menggunakan dermaga sandar Teluk Gosong, Pulaulaut, sementara di Pulau Sebuku menggunakan dermaga di areal perusahaan pertambangan bijih besi PT Sebuku Iron Lateritik Ores (SILO).

Selain Pulaulaut dengan Pulau Sebuku yang sudah terhubung, Sayed Jafar juga bertekad membuka pelayanan kapal feri rute Sigam, Pulaulaut Utara dengan Tanjung Batu, Kelumpang Tengah.

Rencananya rute baru tersebut akan dimulai Maret 2018.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017