Barabai,  (Antaranews Kalsel) - Menghadapi libur panjang Akhir tahun 2017 ini, hati-hati saat melintasi jalan di Raya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, karena kondisinya rusak parah, banyak ruas jalan yang berlubang.

Kendati kerusakan jalan tersebut, sudah banya dikeluhkan oleh masyarakat, namun hingga kini jalan Nasional yang melintasi Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) tak kunjung di perbaiki oleh Pemerintah Pusat. 

Kerusakan tersebut,  karena setiap hari jalan terrsebut  dilalui armada-armada besar pengangkut semen dan lain-lain dengan kondisi aspal yang tidak sesuai kapasitas.

Salah seorang  warga Barabai Rudi mengatakan, HST merupakan wilayah yang posisinya di tengah dan menjadi penghubung beberapa  Kabupaten di Kalsel seperti HSS, HSU, Balangan dan Tabalong.

Posisi wilayah yang cukup strategis tersebut, tambah dia, seharusnya menjadi prioritas pemerintah pusat dalam melakukan perbaikan secepatnya. 

"Karena seharusnya libur panjang akhir tahun ini dapat dinikmati oleh semua masyarakat dengan memberikan rasa nyaman dan tenang dalam berkendara di jalan baik motor maupun mobil," katanya.

Bukan malah sebaliknya menjadi ancaman bahkan maut bagi keluarga kalau tidak berhati-hati berkendara melintasi jalan. 

Beberapa warga mengungkapkan, sejak beberapa bulan terakhir,  sering terjadi kecelakaan lalu lintas yang sebagian besar diakibatkan karena jalan berlubang.

"Apalagi saat ini memasuki musim penghujan, banyak  jalan digenangi air, sehingga  lubang-lubang tertutup air, " katanya.

Kondisi tersebut,  hingga tidak kelihatan oleh pengguna jalan yang tentunya bisa berakibat fatal baik itu terguling maupun tabrakan," katanya. 

Dari perbatasan Kabupaten HSS yaitu Desa Pengambau sampai memasuki pintu gerbang kota Barabai terhitung setidaknya ada ratusan lubang yang diameternya dari 20 Cm sampai dengan 50 Cm. 

Pihak Dinas LH dan Perhubungan HST juga pernah memaparkan ruas jalan kabupaten di HST cukup rentan dan sempit dengan lebar hanya delapan meter, sehingga jika ada kerusakan atau gangguan lainnya maka akan sangat rawan kemancetan. 

Sekarang ini untuk jalan yang rusak hanya dilakukan penambalan atau pemeliharaan rutin, sedangkan untuk jadwal pemeliharaan berkala realisasinya  tahun 2020 sehingga rentan kembali rusak. 

Program mempercepat penanganan jalan, juga terkendala defisit anggaran dan kondisi fisik jalan Nasional wewenangnya merupakan Balai Besar Jalan Nasional. 

Kalau ini terus dibiarkan maka jalan raya menjadi pembunuhan utama masyarakat, siapa yang bertanggung jawab? Tentu Pemerintah sesuai dengan kewenangannya. 

Masyarakat yang peduli terhadap jalan terkadang patungan membeli semen guna menutupi jalan yang ada lobangnya namun kekuatannya paling lama Dua Bulan hancur kembali dan semen lagi.

Pewarta: M.Taupik Rahman

Editor : Muhammad Taufikurrahman


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017