Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Anggota Komisi III DPRD Sumatera Barat (Sumbar) dalam kunjungan kerja ke Kalimantan Selatan meninjau sentral permata "Cahaya Bumi Selamat" Martapura, ibukota Kabupaten Banjar, sekitar 40 kilometer timur Banjarmasin.

"Kan sebagaimana berkunjung ke Padang, ibukota Sumbar, kalau tidak ke Bukit Tinggi, namanya bukan ke Padang," ujar Ketua Komisi III DPRD Sumbar Afrizal usai pertemuan dengan Komisi II DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Senin.

"Jadi sama halnya, orang bilang kalau ke Banjarmasin, jika tidak menengok `kota intan` Martapura, bukan ke Banjar," lanjutnya sebelum menuju kota yang berjuluk "Serambi Mekkah" Kalsel tersebut.

Namun benda Kota Bukit Tinggi dengan Kota Martapura, yaitu dari jarak atau lama tempuh. Jarak antara Kota Padang - Bukit Tinggi hampir dua kali lipat Banjarmasin - Martapura.

Selain sebutan kota intan, Martapura itu juga mendapat julukan kota santi, dan Kabupaten Banjar tersebut berjuluk pula "Bumi Seribu Masjid" yang terkenal dengan makam ulama terkenal pada masa kejayaan Kerajaan Banjar abad ke-18.

Ulama yang sekaligus penasihat agama Kerajaan Banjar saat Sultan Adam itu, berdama Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary atau Datuk Kelampayan Martapura terkenal dengan karyanya Sabilal Muhtadin, kitab kuning rujukan ilmu fikih.

Ketermasyhuran Datuk Kelampayan dengan karyanya Sabilal Muhtadin tersebut bukan cuma di Kalsel atau provinsi tetangga, tetapi sampai ke negeri jiran, seperti Malaysia dan Brunai Darussalam.

Sebelum berangkat ke "Bumi Barakat" Banjar tersebut, wakil rakyat dari "Ranah Minang" tersebut mendapat suguhan soto khas daerah Banjar Kalsel, salah satu kuliner di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota itu.

Sebagaimana tamu atau wisatawan nusantara dan mancanegara (wisnus & wisman) yang datang ke kota legenda "Si Malin Kundang" (anak durhaka) itu jika tidak menikmati "rendang Padang" berarti belum sempurna berkunjung kota Padang.

Kunjungan wakil rakyat dari "kota Siti Nurbaya" Sumbar ke "Bumi Perjuangan Pangeran Antasari" Kalsel sejak 3 Desember 2017 selama tiga hari untuk studi komparasi pendapatan asli daerah (PAD).

Padahal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumbar lebih besar dari Kalsel, yaitu pada tahun 2018 berbanding Rp6,6 triliun lebih : Rp5,9 triliun lebih.

Pertemuan dengan tamu/wakil rakyat dari Pulau Andalas bagian barat itu dan berlangsung sekitar dua, dipandu Wakil Ketua DPRD Kalsel H Muhaimin.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017