Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kota Banjarmasin di bawah kepemimpinan H Ibnu Sina dan Hermansyah terus berupaya mencari strategi menggerakkan perekonomian daerah, tidak hanya membangkitkan kepariwisataan, alternatif lain menarik ajang nasional sebanyak-banyaknya.

Ibnu Sina berkeyakinan, dengan banyaknya ajang atau `event` nasional diselenggarakan di ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan ini, perekonomian daerah akan bisa meningkat tajam.

Maklum saja, Kota Banjarmasin yang didirikan pada 24 September 1526 ini bukan sebagai kota penghasil tambang maupun energi, tapi hanya sebagai kota jasa dan perdagangan.

Perekonomian Banjarmasin dinilai akan berat kalau hanya mengandalkan dua sektor itu, sebab kondisinya bisa naik turun, tergantung sehatnya perekonomian secara regional bahkan nasional.

Terbukti, saat anjloknya harga batu bara secara nasional, perekonomian Banjarmasin mengalami imbasnya, di antaranya jasa penginapan dan tempat hiburan malam mengalami penurunan signifikan, hasilnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pajak dua sektor itu turun drastis diperoleh pemerintah kota.

Mulanya kedua sektor itu sebagai primadona penghasil PAD terbesar, belakangan ini kedua sektor tersebut malah kalah dengan pendapatan pajak dari restoran dan rumah makan.

Banjarmasin harus bisa meningkatkan kunjungan kalau ingin terus meningkatkan PAD yang bersumber di sektor-sektor jasa tersebut, artinya perlu strategi khusus agar bisa mengundang masyarakat luar kota datang ke wilayah berjuluk "kota seribu sungai" ini.

Tidak ada cara lain yang efektif tentunya untuk mengundang banyak orang datang ke wilayah yang luasnya hanya sekitar 98 kilometer persegi ini, yakni, meningkatakan kunjungan wisata dan menjadi penyelenggara ajang berkelas nasional.

Kepariwisataan Kota Banjarmasin dinyatakan sudah mengalami peningkatan signifikan tahun ketahunnya dengan adanya objek wisata siring Sungai Martapura yang dibangun cukup megah ditambah adanya kegiatan pasar terapung, sebagai cara transaksi berdagang masyarakat pinggir sungai.

Dengan tontonan keunikan objek wisata kota ini, diklaim mampu menyedot kunjungan sekitar 5.000 orang lebih perminggunya, ada pergerakan perekonomian yang signifikan di sana.

Pergerakan perekonomian ini tidak lepas juga dengan banyaknya kunjungan yang didasari adanya kegiatan yang dilangsungkan di Kota Banjarmasin sebagai tuan rumah oleh pihak kementerian maupun lembaga negera lainnya serta organisasi kemasyarakatan.

Kota Banjarmasin bisa dirasakan mulai ada peningkatan signifikan dijadikan tuan rumah penyelenggaraan ajang bertarap nasional tersebut pada 2017.

Bahkan intensitasnya makin banyak dalam beberapa bulan belakangan ini, di antaranya penyelenggaraan Festival Anak Soleh Indonesia (FASI) X Tingkat Nasional Tahun 2017 pada 13-16 September, yang diikuti lebih dari 1.300 peserta TKQ, TPQ, dan TQA dari seluruh Provinsi di Indonesia di halaman Mesjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin.

Bahkan acara ini, dibuka langsung oleh Presiden RI Joko Widodo didampingi beberapa menterianya sebagai kesekian kalinya mantan gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Solo ini melakukan kunjungan ke Kota Banjarmasin.

Ajang besar nasional lainnya yang diselenggarakan di Kota Banjarmasin adalah Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) IV yang digelarnya pada 20-24 Oktober 2017 dipusatkan di kawasan tepian Sungai Martapura Jalan Piare Tendean.

Di mana acara ini dihadiri sekitar 6.000 atlet dari 28 provinsi termasuk peserta mancanegara ambil bagian dalam kegiatan yang mempertandingkan 30 cabang olahraga masyarakat ini.

Ajang yang tidak lama berlangsung juga tidak kalah besarnya adalah Kongres Sungai Indonesia (KSI) III yang berlangsung pada 1-4 November 2017, dengan sekitar 1.000 perserta dari berbagai daerah di nusantara hadir yang kegiatannya dipusatkan di halaman eks Kantor Gubernur Kalsel.

Tidak hanya dalam kegiatan, kunjungan tugas kelompok pejabat pemerintah kabupaten/kota serta DPRD kabupaten/kota di nusantara ke Kota Banjarmasin pun dinyatakan ada peningkatan signifikan.

Ini diakui pihak sekretariat DPRD Kota Banjarmasin yang menyebutkan setiap minggunya dua sampai tiga tamu dari DPRD berbagai daerah berkunjung ke Sekretariat DPRD Kota Banjarmasin di Jalan Lambung Mangkurat ini dalam rangka studi banding dan lainnya.

Artinya, Kota Banjarmasin yang berslogan akan menjadi Kota Sungai Terindah di Indonesia sudah sangat menarik dan membuat penasaran untuk dikunjungi, yakni kemajuan positif bagi perekonomian daerah, sebab akan banyak perputaran ekonomi dengan banyaknya kunjungan ke daerah ini.



Sebar Brosur

Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina menginstruksikan kepada seluruh intansi pemerintahan bawahannya untuk membuat brosur guna disebar ke lembaga dan kementerian pusat agar bisa menyelenggarakan kegiatan nasional di "Kota Seribu Sungai" ini.

Sebagaimana diketahui, kata dia, Kota Banjarmasin sejak 2017 sudah sangat sering menjadi tempat digelarnya kegiatan-kegiatan level nasional.

Untuk meningkatkannya pada 2018 perlu lebih digiatkan lagi melalui brosur-brosur yang ditawarkan ke lembaga dan kementerian pusat.

Sebab dengan banyaknya kegiatan yang berkelas nasional diselenggarakan di daerah ini akan memberikan dampak bagi perkembangan perekonomian daerah.

Menurut Ibnu Sina, Kota Banjarmasin untuk fasilitas dan sarana kegiatan nasional sudah sangat memadai, termasuk perhotelan dan aula, ditambah sektor wisata yang menjadi bagiannya.

Apalagi, tambah dia, pada Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Komwil V Kalimantan sudah ada kesepahaman juga terkait kolaborasi menarik kegiatan-kegiatan nasional ini secara bergantian, khususnya Kalsel di Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru.

Ibnu Sina mengumpamakan, Kota Banjarmasin yang memiliki ikon objek wisata sungainya dengan sarana perhotelannya yang sudah sangat memadai, sementara Kota Banjarbaru sebagai kota pemerintahan terdapat banyak kantor pemerintah provinsi di sana, bisa bersinergi untuk tempat kegiatan akbar.

Misalnya, kata dia, kegiatannya di Kota Banjarbaru, tapi para pesertanya menginap di Kota Banjarmasin, demikian juga sebaliknya, karena dua kota ini bisa berkolaborasi.

Ditegaskannya, pemerintah kota akan mempermudah kegiatan yang ingin diselenggarakan di Kota Banjarmasin, agar kedepannya menarik lagi kegiatan yang lebih banyak.

Setrategi ini, lanjut dia, untuk bisa meningkatkan pendapatan daerah, yakni targetnya pada 2018 sebesar Rp300 miliar lebih atau naik sekitar 1,63 persen dengan total rancangan APBD sebesar Rp1,5 triliun.

"Kalau Banjarmasin ramai dikunjungi, maka hotel-hotelnya akan bisa penuh setiap saat, tentunya berimbas bagi peningkatan PAD sektor tersebut," paparnya.

Termasuk pula, kata dia, sektor PAD dari pajak rumah makan, kini menjadi sektor paling potensial menyumbang PAD tersebut.

Langkah Pemkot Banjarmasin untuk menyedot kegiatan atau ajang nasional ini didukung pula pemerintah provinsi, diantaranya Gubernur Kalsel menginginkan daerahnya bisa menjadi tuan rumah Musyabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Nasional pada 2020 dengan Kota Banjarmasin sebagai pusat kegiatannya.

Selain itu, Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor juga menargetkan daerahnya akan bisa menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI tahun 2024 setelah di Papua pada 2020.

Hal ini tentunya sangat positif bisa terwujud, sebab daerah Kalsel hampir berada di tengah-tengah kepulauan di Indonesia, dengan akses mudah akan menjadi pertimbangan kuat bisa terpilih.

Pewarta: Sukarli

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017