Balangan, (Antaranews Kalsel) - Membuat desa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi daerah sudah selayaknya kini diperjuangkan dan menjadi fokus pembangunan Pemerintah Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.

Bagaimana tidak, desa-desa di Balangan memiliki potensi yang luar biasa. Namun, sayangnya hingga kini belum tergarap dengan maksimal karena seluruh pihak terkait terlena dengan melimpahnya kekayaan sumber daya alam yang ada.

Sebagai daerah yang dikarunia sumber daya alam pertambangan, baik batu bara, batu kapur, maupun lainnya, Kabupaten Balangan seharusnya sudah mampu melakukan pemerataan pembangunan di segala sektor, baik kesehatan, pendidikan, maupun infrastruktur. Bukan hanya di kota, melainkan hingga pelosok terpencil.

Melalui dana APBD, APBN bahkan dana sumbangan pihak ketiga, terutama dana CSR dari perusahaan pertambangan dan perusahaan besar yang beroperasi di daerah, seharusnya Balangan sudah menjadi daerah yang sangat maju.

Faktanya kini daerah tempat operasionalnya industri-industri besar di Kalsel tersebut masih tertinggal, baik infrastruktur jalan, pendidikan, maupun kesehatan.    
   
Pemerintah Kabupaten Balangan harus berjuang mencari terobosan pertumbuhan ekonomi baru, dari sebelumnya bertumpu pada sektor pertambangan menjadi pengembangan ekonomi berkelanjutan.

Melihat kondisi tersebut, salah satu pilihan strategis untuk mendukung upaya pengembangan pertumbuhan ekonomi baru tersebut adalah pembangunan desa.

Kabupaten Balangan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2016, memiliki kepadatan penduduk sekitar 125.534 jiwa dengan luasan wilayah 1.878,30 km persegi yang terdiri atas delapan kecamatan dengan 157 desa.

Delapan kecamatan tersebut, yaitu Kecamatan Lampihong 27 desa, dengan rata-rata penduduk per desa 641 jiwa, Kecamatan Batumandi, dengan 18 desa, rata-rata kepadatan penduduk per desa 984 jiwa, Kecamatan Awayyan, dengan 23 desa, dengan rata-rata penduduk per desa 587 jiwa, Kecamatan Tebing Tinggi, dengan 12 desa, dengan rata-rata penduduk per desa 556 jiwa.

Kecamatan Paringin dengan 16 desa, rata-rata penduduk per desa 1.175 jiwa, Paringin Selatan dengan 16 desa, rata-rata penduduk per desa 801 jiwa, Kecamatan Juai dengan 21 desa, rata-rata penduduk per desa 846 jiwa.

Kecamatan Halong terbagi 24 desa dengan kepadatan penduduk per desa 874 jiwa atau dengan jumlah 125.534 jiwa penduduk balangan yang terbagi di 157 desa, rata-rata penduduk Balangan per desa sebanyak 800 jiwa.

Masing-masing desa memiliki potensi yang luar biasa bila dikembangkan dengan maksimal, baik itu sektor pertanian, industri kecil, perkebunan, maupun sumber daya alam yang melimpah juga sumber daya manusia yang cukup memadai.

Namun, sayangnya potensi tersebut hingga kini belum tergarap dengan baik karena pemerintah maupun masyarakat masih terlena dengan melimpahnya sektor pertambangan di daerah tersebut.

Menyadari, sektor pertambangan merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang tidak terbarukan, Pemkab Balangan harus mampu membalikkan keadaan, dari sebelumnya fokus pembangungan di daerah perkotaan kini pembangunan difokuskan pada perdesaan.

Apalagi, kini anggaran program dana desa pemerintah pusat juga terus digelontorkan sehingga sangat memungkinkan desa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Desa pada akhirnya akan menjadi pilihan bagi generasi muda untuk kembali dan bertahan di daerahnya karena lapangan pekerjaan yang memadai, berbagai sektor berkembang dengan maksimal.

Bukan hanya dana desa, kini dana program Gema Desa Sehati yang merupakan program Pemerintah Kabupaten Balangan juga terus digelontorkan.

Begitu pula dengan dana aspirasi anggota DPRD setempat, juga banyak difokuskan ke desa-desa.

Sudah selayaknya setiap desa menjadi desa yang maju dan berkelanjutan serta memiliki tingkat kesejahteraan ekonomi yang merata dan berkemampuan.

Ke depan, desa akan memiliki daya tarik yang sama dengan perkotaan dan penduduknya tidak perlu lagi bermigrasi ke luar daerah karena di desanya perekonomian dan kesejahteraan hidup sudah cukup menjanjikan.

    CSR

Bukan hanya mengandalkan keuangan pemerintah dalam pembangunan desa agar lebih maju dan mandiri dengan segala potensinya, melainkan pemerintah daerah setempat juga bisa memanfaatkan dana CSR untuk membantu mengatasi kemiskinan, melalui pengembangan potensi desa.

Pemerintah daerah bisa memodifikasi pemanfaatan dana CSR yang sebelumnya diberikan secara cuma-cuma menjadi bisnis yang lebih produktif.

Dana CSR tersebut, antara lain, bisa dimanfaatkan memberikan kredit mikro, khususnya bagi masyarakat yang berada di sekitar aktivitas perusahaan.

Melalui pola pemberian kredit tersebut, diharapkan akan membuat masyarakat lebih giat untuk mengembangkan usahanya karena ada tantangan untuk mengembalikan kredit.

Melalui program tersebut, diharapkan usaha ekonomi dari desa juga bisa berkembang dan memungkinkan untuk menghadirkan lapangan kerja yang tanpa kualifikasi standar pendidikan yang tinggi.

Corporate social responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan dalam berkontribusi pada pengembangan ekonomi berkelanjutan dengan memperhatikan aspek sosial dan lingkungan.

CSR juga diartikan sebagai bentuk program tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat di wilayah aktivitasnya.

Berbagai potensi desa yang mungkin bisa dikembangkan, antara lain, di Kecamatan Tebing Tinggi sebagai sentra cabai, Kecamatan Paringin sebagai sentra karet, Kecamatan Lampihong sebagai sentra perikanan tambak.

Selain itu, Kecamatan Batumandi sebagai sentra buah cempedak, beberapa wilayah lain sebagai sentra bawang, ditambah hasil kerajinan dan UKM yang menghasilkam berbagai macam kuliner dengan nilai ekonomis tinggi.

Bahkan, bukan tidak mungkin, setiap desa akan menjadi daerah tujuan Agrowisata yang bakal menambah penghasilan masyarakat dan pendapatan daerah.

Tentu dalam hal ini peran pemerintah kecamatan dan pemerintahan desalah yang menentukan arah dan tujuan perencanaan jangka pendek serta jangka panjang hingga pada perencanaan pascatambang kelak.

Jika tidak dari sekarang, kemungkinan Balangan akan menjadi daerah yang tiba-tiba stagnan baik pada program pembangunan, peningkatan kesejahteraan, peningkatan SDM maupun pengentasan masyarakat dari kemiskinan, dan hanya bertumpu pada bantuan pemerintah pusat ketika bahan galian tambang benar-benar berhenti atau dihentikan.

Peran serta masyarakat di masing-masing desa, bersama pemerintahan desa sangatlah penting untuk bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Balangan, sebagaimana program nasional Nawacita, yaitu  membangun Indonesia dari wilayah pinggiran agar tercipta pemerataan pembangunan, baik infrastruktur maupun pembangunan manusia setara dengan negara-negara Asia lainnya.

Apalagi, program CSR yang cukup besar dari PT Adaro Indonesia dan Group yang mencapai puluhan hingga ratusan miliar rupiah per tahun. Harusnya, setiap kecamatan bahkan setiap desa di kabupaten yang berjuluk "Bumi Sanggam" ini mampu menjadi daerah yang berkembang.

Saatnya, pemerintah dan masyarakat Balangan bekerja keras dan meninggalkan kenyamanan hidup dari sektor pertambangan dengan menggali sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Hal ini perlu segera dilakukan sebelum sektor tambang batu bara benar-benar habis dan berubah menjadi mimpi buruk berkepanjangan.

Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017