Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Warga Tabonio Kabupaten Tanah Laut meminta kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan untuk segera dilakukan perbaikan bronjong atau keranjang guna menghindari abrasi akibat deburan ombak dari Laut Jawa atau Laut Indonesia.

"Permintaan warga Tabonio itu disampaikan ketika saya menjalani masa reses ke wilayah tersebut pekan lalu," ujar wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VII/Kota Banjarbaru dan Kabupaten Tanah Laut (Tala) itu di Banjarmasin, Kamis.

Bronjong berisi batu-batu besar menggunakan/diikat dengan kawat sehingga menjadi satu kesatuan sebagai penahan deburan ombak/gelombang yang bisa mengikis pantai/tebing.

Menurut pensiunan pegawai negeri sipil yang bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, permintaan warga Tabonio (sekitar 150 kilometer timur Banjarmasin) terhadap perbaikan bronjong tersebut cukup beralasan.

Pasalnya bronjong yang ada sudah mulai rusak, sebagian tautan/ikatan kawatnya putus termakan usia, karena pembuatannya sejak lama atau belasan tahun lalu oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel.

"Mereka khawatir, jika bronjong tersebut tak segera dilakukan perbaikan bukan saja bisa berdampak buruk terhadap kawasan permukiman penduduk setempat, tetapi terhadap lingkungan hidup lain," kutip Ketua Badan Pengelola Masjid Agung Jalan Trikora Banjarbaru itu.

Laki-laki kelahiran 14 Mei 1956 itu menerangkan, masyarakat atau konstituen menyampaikan beberapa aspirasi lain saat dia reses di Tala dan "kota idaman" Banjarbaru, 9 - 11 November 2017, antara lain mengenai infrastruktur.

Sebagai contoh, dari warga masyarakat Tabonio juga meminta perbaikan jaringan instalasi listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang kini dalam keadaan rusak.

"Permasalahan jaringan listrik tersebut bapak Abdul Latief Hanafiah, anggota DPR-RI dari PKB asal dapil Kalsel langsung mengomunikasikan dengan pihak PLN Kalselteng di Banjarbaru, dan mendapat tanggapan positif," tuturnya.

"Kebetulan ketika saya reses tersebut bersamaan dengan bapak Abd Latief putra dari almarhum Hanafiah asal Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalsel, yang mantan Menteri Agararia masa kepemimpinan nasional Presiden Soekarno itu," lanjutnya.

Sementara warga masyarakat Kecamatan Cempaka Banjarbaru meminta pembuatan gorong-gorong yang lebih memadai guna menghindari luapan air hujan yang selama ini melanda jalan raya, sehingga bisa mempercepat kerusakan prasarana perhubungan tersebut.

"Aspirasi masyarakat Cempaka yang merupakan kawasan pendulangan intan tentu menjadi catatan untuk ditindaklanjuti dan akan saya bicarakan dengan kawan-kawan di DPRD Kalsel terutama pada komisi yang membidangi," ujarnya.

Pasalnya Jalan Mistar Tjoekroekoesomo yang menghubungkan Kota Banjarbaru dengan Tala (termasuk ruas Cempaka) itu berstatus jalan provinsi, sehingga wajar pula mereka mengharapkan perhatian dari Pemprov Kalsel, demikian Rusfandie.

Pewarta: Arianto

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017