Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Perusahaan tambang bijih besi PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) Group berencana membangun kawasan industri di Pulau Sebuku, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Apabila tidak ada perubahan, manajemen berencana membangun kawasan industri di Pulau Sebuku sehingga diperlukan energi listrik yang cukup untuk mendukung program tersebut, kata Manajer Operasional PT Sebuku Iron Lateritic Ores Henry Yulianto di Kotabaru, Rabu.
Dikatakan, agar dapat memenuhi kebutuhan energi listrik tersebut, SILO Group berencana membangun pembangkit listrik tenaga uap.
Selain untuk kebutuhan sendiri, pembangkit listrik itu akan menyuplai energi industri pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) dan mendukung terbangunnya industri-industri pendukung lainnya di Pulau Sebuku.
Dalam memproduksi energi listrik, perusahaan membutuhkan batu bara dengan berbagai kadar kalori untuk bahan bakar industri smelter dan power plant.
"Saat ini perusahaan mendatangkan batu bara dari Tanah Bumbu, dan Kalimantan Tengah, serta Kalimantan Timur dengan kadar kalori mulai 4.000-5.000 ke atas," tuturnya.
Tidak menutup kemungkinan, ke depan perusahaan juga akan impor batu bara dengan kalori tinggi untuk campuran kalori batu bara berkalori rendah.
Ia berharap kebutuhan batu bara baik untuk pembangkit listrik maupun industri smelter dapat dipenuhi sendiri, terkecuali untuk batu bara kalori tertentu yang harus didatangkan dari luar.
Sementara itu, PT Sebuku Iron Lateritic Ores telah membangun smelter yang mengolah bijih besi menjadi kadar 51 persen.
Untuk pengolahan dan pemurnian tersebut dilakukan pemanasan dengan temperatur 1.200 drajat, dan diperlukan batu bara dengan kalori tertentu yang cukup.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Apabila tidak ada perubahan, manajemen berencana membangun kawasan industri di Pulau Sebuku sehingga diperlukan energi listrik yang cukup untuk mendukung program tersebut, kata Manajer Operasional PT Sebuku Iron Lateritic Ores Henry Yulianto di Kotabaru, Rabu.
Dikatakan, agar dapat memenuhi kebutuhan energi listrik tersebut, SILO Group berencana membangun pembangkit listrik tenaga uap.
Selain untuk kebutuhan sendiri, pembangkit listrik itu akan menyuplai energi industri pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) dan mendukung terbangunnya industri-industri pendukung lainnya di Pulau Sebuku.
Dalam memproduksi energi listrik, perusahaan membutuhkan batu bara dengan berbagai kadar kalori untuk bahan bakar industri smelter dan power plant.
"Saat ini perusahaan mendatangkan batu bara dari Tanah Bumbu, dan Kalimantan Tengah, serta Kalimantan Timur dengan kadar kalori mulai 4.000-5.000 ke atas," tuturnya.
Tidak menutup kemungkinan, ke depan perusahaan juga akan impor batu bara dengan kalori tinggi untuk campuran kalori batu bara berkalori rendah.
Ia berharap kebutuhan batu bara baik untuk pembangkit listrik maupun industri smelter dapat dipenuhi sendiri, terkecuali untuk batu bara kalori tertentu yang harus didatangkan dari luar.
Sementara itu, PT Sebuku Iron Lateritic Ores telah membangun smelter yang mengolah bijih besi menjadi kadar 51 persen.
Untuk pengolahan dan pemurnian tersebut dilakukan pemanasan dengan temperatur 1.200 drajat, dan diperlukan batu bara dengan kalori tertentu yang cukup.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017