PT Pertamina harus berjuang lebih keras menghilangkan trauma masyarakat terhadap ledakan tabung gas agar konversi minyak tanah kepada gas di Kalimantan Selatan berjalan dengan baik.
       
Hal itu disampaikan anggota DPRD Kalsel Ibnu Sina pada dialog publik dengan tema "Kontroversi Konversi Minyak Tanah ke Gas" di Aula Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Senin.
       
Menurut dia, kebijakan konversi minyak tanah ke gas tampaknya kurang diminati masyarakat karena mereka diliputi ketakutan kemungkinan terjadi ledakan seperti di beberapa daerah.
       
Sebagi ilustrasi, kata Ibnu, di RT lingkungan tempat tinggalnya ada seorang pedagang nasi yang cukup aktif menanyakan ke ketua RT bila ada bantuan atau subsidi pemerintah baik itu program beras miskin dan lainnya.
       
"Tapi pada saat pendataan konversi pedagang tersebut terlihat diam saja sehingga saya penasaran dan tanya apakah tidak senang mendapatkan kompor gas," katanya.
       
Ternyata pedagang tersebut menjawab lebih baik tidak usah diberi kompor gas karena takut meledak begitu juga dengan warga lain.
       
Ibnu yakin apa yang dirasakan pedagang dan sebagian warga Banjarmasin juga dirasakan warga Kalsel.
       
Kunci menghilangkan trauma tersebut, kata dia, adalah sosialisasi yang harus dilakukan hingga ke masyarakat paling bawah dengan cara mempraktikkan langsung maupun penyuluhan, sehingga kasus ledakan yang terjadi di beberapa daerah tidak terjadi.
       
Bahkan kekhawatiran tersebut juga dirasakan oleh Hiswanamigas yang meminta konversi ditunda sampai masyarakat benar-benar siap.
       
Sales Area Manager Pertamina Kalsel dan Kalimantan Tengah Iin Febrian mengatakan, Pertamina menjamin kualitas tabung gas yang akan didistribusikan di Kalsel jauh lebih baik dibanding sebelumnya.
       
Selain itu, kata dia, sosialisasi juga telah dilakukan dalam beberapa tahap tidak hanya oleh Pertamina tetapi juga pihak-pihak lain yang memiliki kompetensi yang ditunjuk  Pertamina.
        
"Insya Allah untuk persiapan kita jauh lebih baik dan keamanan juga bisa dijamin," katanya.
        
Secara fisik, tambah Iin, Kalsel telah disiapkan enam stasiun pengisian elpiji tiga kilogram antara lain di Kota Banjarmasin, Binuang Kabupaten Tapin, Tanjung Kabupaten Tabalong dan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu.
        
Saat ini, kata dia, satu SPBE sudah selesai pembangunannya 100 persen dan satu buah lagi dalam proses yang progres penyelesaiannya hampir 90 persen.
        
Diharapkan seluruh SPBE selesai dibangun bersamaan dengan selesainya pendistribusian tabung dan kompor elpiji.*B*

Pewarta:

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2010