Persediaan sapi kurban di Kota Banjarbaru ,Kalimantan Selatan,  untuk perayaan Idul Adha 1431 Hijriah mencukupi sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang hari besar itu.
       
"Persediaan sapi kurban untuk Idul Adha mencukupi sehingga masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Banjarbaru, Rosita, Selasa.
        
Menurut dia, kebutuhan sapi kurban untuk perayaan Idul Adha diperkirakan mencapai 500 ekor dan bisa dipenuhi karena sudah dipasok sapi dari Nusa Tenggara Barat sebanyak 800 ekor.
        
"Seminggu lalu, sapi sebanyak 800 ekor itu tiba di Banjarbaru dan ditampung di sebuah peternakan besar di Kelurahan Loktabat Utara sebelum disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan," ungkapnya.
        
Ia mengatakan, banyaknya jumlah sapi kurban yang tersedia dan melebihi kebutuhan masyarakat menjelang Idul Adha itu membuat Banjarbaru mampu memasok sapi kurban ke daerah lain yang membutuhkannya.
        
Daerah yang dipasok itu diantaranya Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Tabalong yang masih memerlukan sapi kurban untuk memenuhi permintaan masyarakat di kabupaten itu.
        
Dikatakan, pihaknya sudah menurunkan dokter hewan ke lokasi peternakan untuk memeriksa kesehatan binatang ternak itu sebagai langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit.
        
"Pemeriksaan dilakukan hampir setiap hari terutama sebelum hewan itu disebarkan kepada pembeli termasuk apabila hendak dipotong maka harus dipastikan dulu kesehatannya sehingga aman dikonsumsi," ujar dia.
        
Lebih lanjut, ia mengatakan, masyarakat hendaknya mengetahui syarat sapi kurban boleh dipotong diantaranya umur minimal 1,5 tahun, tidak memiliki cacat tubuh termasuk memiliki tindik atau lubang di bagian telinga.
        
"Paling penting, sapi kurban termasuk sapi potong harus mengantongi surat keterangan sehat dari dokter hewan dan tidak menderita penyakit sehingga aman dikonsumsi," katanya.
        
Ditambahkan, pihaknya mengimbau masyarakat untuk melaporkan apabila membeli sapi baik untuk kebutuhan sapi kurban maupun sapi potong sehingga petugas bisa memeriksakan kesehatannya.
        
"Kami minta masyarakat melaporkan ke Distankanhut apabila membeli sapi atau mau memotongnya sehingga dokter hewan maupun tenaga medis hewan bisa memeriksakan kesehatan hewan itu," katanya.

Dinas Peternakan Kotabaru, Kalimantan Selatan, mulai memperketat pengawasan terhadap masuknya hewan kurban di pintu masuk di daerah perbatasan Kalsel dengan Kaltim serta pasar hewan.
        
Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Kotabaru drh Sidiq Adisusilo, Selasa mengatakan, tujuan dari pengawasan untuk menghindari masuknya hewan untuk kurban yang terjangkit penyakit dan dapat membahayakan bagi yang mengkonsumsi.
        
Menurut Sidiq, selain anthrax, ada beberapa jenis penyakit hewan sapi yang apabila dikonsumsi bagian yang terjangkit penyakit dapat membahayakan bagi manusia.
        
Di antaranya, kata dia, penyakit "Fasciola Hepatica" di mana penyakit tersebut menyerang hati sapi, sehingga hati sapi yang terjangkit penyakit itu harus dibuang karena membahayakan bagi konsumennya.
        
Penyakit yang menggangu alat reproduksi "Broscolosis", alat reproduksi sapi yang terjangkit penyakit tersebut tidak boleh dikonsumsi, karena dapat menggangu reproduksi wanita, katanya.
        
Dia menjelaskan, pemeriksaan hewan kurban dilakukan sebelum dipotong pemeriksaan "anti-mortem" berupa pemeriksaan gigi, suhu tubuh hewan, meraba anus dan pengecekkan selaput lendir.
        
Serta pemeriksaan "post-mortem", pemeiksaan daging dan bagian-bagiannya setelah selesai penyembelihan.
        
"Jika ditemukan ada organ tubuh hewan yang terjangkit penyakit-penyakit tersebut, maka dipisahkan untuk dimusnahkan tidak boleh dikonsumsi," katanya.
        
Beberapa hari sebelum Idhul Adha, lanjut dia, Dinas Peternakan Kotabaru membangun dua pos pengawasan hewan kurban, di daerah perbatasan Kotabaru dengan Tanah Grogot, Kaltim, dan di pintu masuk perkotaan.
        
"Semua hewan yang akan masuk Kotabaru dan hewan yang akan dipasarkan ke kota, harus diperiksa kesehatannya oleh dinas peternakan," tegasnya. 
   
Selain pemeriksaan kesehatan hewan, untuk mendapatkan daging hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (Asuh), Dinas Peternakan juga bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kotabaru membuka pelatihan cara pemotongan hewan kurban.
        
"Para pengusaha pemotongan rumah hewan dan calon penyembelih hewan kurban dilatih agar dapat melakukan pemotongan hewan kurban dengan baik dan benar, untuk mendapatkan daging yang 'Asuh'," tandasnya.

Pewarta:

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2010