Ketua Komisi I bidang hukum dan pemerintahan DPRD Kalimantan Selatan, Safaruddin meminta penegak hukum mengusut tuntas kasus penembakan yang mengakibatkan tewasnya nelayan di perairan Kabupaten Kotabaru beberapa waktu lalu.


"Pengusutannya pun harus betul-betul obyektif. Jangan misalnya, karena korban orang kecil atau nelayan, sehingga nelayan tersebut yang dipersalahkan," pinta Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPRD Kalsel itu, di Banjarmasin, Sabtu.

Begitu pula misalnya, karena penembak itu sesama aparat, sehingga berupaya untuk melindungi dengan cara mencari dalih agar tidak dipersalahkan, lanjut wakil rakyat yang menyandang gelar sarjana hukum dan magister ilmu hukum itu.

Menurut wakil rakyat dari Demokrat itu, kalau penembak tersebut seorang oknum anggota Brimob, maka pengusutan harus mengarah pada prosedur dan ketentuan yang berlaku, serta surat tugas yang bersangkutan.

Sebagai contoh memberi peringatan atau teguran beberapa kali, baru tembakan mengarah kepada yang diduga sebagai perompak dan itupun jangan sampai membuat orang tewas, kecuali tak ada pilihan lain sebab tersedak, karena yang bersangkutan melakukan perlawanan.

Guna menghindari terulangnya peristiwa serupa yang mengakibatkan kematian seorang nelayan tersebut, wakil rakyat kelahiran Kotabaru itu menyarankan, ke depan perlu ada prosedur baku dalam menangani kejahatan, yang sampai membuat pelaku tewas.

Begitu pula, para nelayan hendaknya jangan berbuat yang aneh-aneh atau mencurigakan, yang bisa mengundang tindakan yang berdampak pada kematian, saran mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tersebut.

"Kalau memang mau meminta pertolongan dan atau sejenisnya, hendaknya pula memberitahu dengan benar serta mudah dimengerti," lanjut alumnus Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin itu.

"Kita berharap, ke depan tak ada lagi di Kalsel peristiwa serupa dengan kejadian di perairan Kotabaru," demikian Safaruddin. 

Peristiwa penembakan itu terjadi di perairan Tanung Mangkok, Pulau Sebuku Kotabaru, pada 11 Januari 2012, yang mengakibatkan seorang nelayan bernama Lampe (60) tewas karena luka tembak di bagian pinggang.

Selain itu, seorang temannya bersama Andi Daha luka terkena tembakan di bagian paha dan betis.

Kejadian itu berawal, dari nelayan tersebut yang mau mengikat kapalnya ke kapal penarik yang sedang membawa peti kemas, tanpa izin atau memberi tahu terlebih dahulu.

Tujuan mengikat kapalnya ke kepal penarik itu, untuk berlindung dari terpaan badai, ungkap teman korban.

Kasus tersebut kini sedang ditangani secara intensif oleh Kepolisian Daerah Kalsel bersama Mabes Polri serta instansi terkait./shn/D

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012