Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Sebanyak 65 sekolah dari tingkat SD sampai SMA sederajat menerima penghargaan Adiwiyata yaitu sekolah yang telah melaksanakan program lingkungan tingkat provinsi tahun 2017.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel, Ikhlas, didampingi Kabid Pengelolaan Sampah Limbah B3 dan Kemitraan (PSLB3K), Ninuk Murtini di Banjarbaru, Senin mengatakan, Adiwiyata tingkat Provinsi Kalimantan Selatan tersebut terdiri atas SD sebanyak 36 sederajat, SMP 21 dan delapan SMA.

Menurut Ikhlas, keseriusan meraih Adiwiyata juga sangat tergantung dukungan dari bupati-wali kota dalam menjalankan program lingkungan dari sekolah tersebut.

"Sebenarnya peserta Adiwiyata sebanyak 113 sekolah yang mendaftar, namun yang lolos hanya 65 sekolah," katanya.

Menurut Ikhlas, tujuan Adiwiyata adalah untuk menciptakan generasi yang berbudaya dan cinta lingkungan, yang akanmembuat sekolah nyaman, indah dan asri serta sejuk.

Selain itu, lingkungan yang mendukung, juga akan membuat siswa kritis untuk mempertahankan lingkungan yang berkelanjutan secara umum.

Tujuan akhir sebenarnya, tambah dia, adalah merubah perilaku dan menyediakan udara bersih di lingkugan sekolah, agar pola pikir mencintai lingkugan seperti tak menebang pohon di sekolah atau di hutan.

Sekolah yang masuk dalam program Adiwiyata tahun ini, menerima piagam dan plakat.

"Sekolah yang masuk program Adiwiyata baru menerima plakat, sedangkan uang pembinaan, belum ada," katanya.

Ninuk mengungkapkan, terkait uang pembinaan, pihaknya sudah mengusulkan, namun belum mendapatkan persetujuan dari pihak terkait. Padahal tahun lalu, hadiah disediakan berupa motor tiga roda, laptop atau sejenisnya.

Ninuk berjanji, berjanji akan menganggarkan lagi untuk tahun depan, misalnya laptop atau minimal bak sampah, untuk memotivasi sekolah untuk melaksanakan program Adiwiyata.

Kabid PSLB3K DLH Kalsel ini, juga menyayangkan, sebanyak empat kabupaten tidak mengirimkan seleksi Adiwiyata.

Empat kabupaten tersebut, yaitu Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Tengah (HST), Hulu Sungai Utara (HSU) dan Batola.

"Khusus tingkat nasional, saya optimistis, seluruh kabupaten bakal berperan mengirimkan sekolah pilihannya," katanya.

Menurut Ninuk, penerima Adiwiyata tahun ini, baru bisa diikutkan tingkat nasional tahun 2019 karena harus setahun persiapannya dan tidak bisa tahun depan.

Pembinaan sekolah Adiwiyata ini, tambah dia, untuk mengetahui perkembangannya di kabupaten/kota kota harus dibantu kerja sama dari Dinas pendidikan (Diknas) dan Departemen Agama (Depag), DLH kabupaten kota dan KLH hingga mendagri.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017