Kandangan (Antaranews Kalsel)- Belasan warga Sungai Raya, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) yang mengaku buruh atau tenaga kerja, menggelar aksi dengan menyetop aktifitas alat berat proyek bendungan amandit.

Juru Bicara Warga Apus, di Desa Baluti, Senin (18/9), mengatakan, aksi digelar warga dikarenakan belum dibayarnya upah atau invoice yang dibayar oleh PT. Selaras Mandiri Sejahtera (SMS), sudah selama dua minggu.

"Kami sudah tidak bekerja lagi, dan upah pun belum dibayar, padahal kami biasa menerima upah perminggu berdasarkan jumlah angkutan, namun saat ini tidak ada kejelasan pembayarannnya lagi," katanya, di sela aksi penyetopan alat berat proyek amandit, di Desa Baluti, Kecamatan Kandangan, Senin (18/9).

Dijelaskan dia, selain menuntut pembayaran upah, warga juga menuntut agar warga yang telah diberhentikan dapat diperkerjakan lagi, karena warga yang mayoritas warga lokal harusnya dilibatkan dalam proyek pusat pembangunan bendungan di wilayah mereka.

Menurut dia, aksi ini akan mereka lanjutkan sampai upah bisa dibayar dan pekerja yang telah diberhentikan diperkerjakan kembali, mereka mengancam akan melakukan blokade jalan dan menutup aktifitas perusahaan bila tuntutan mereka tidak dipenuhi.

Bahkan, menurut dia walaupun perusahaan nantinya telah membayar upah, tapi tetap memberhentikan pekerja lokal, maka aksi juga akan tetap dilanjutkan.

PT SMS adalah perusahaan yang bergerak di bidang penambangan galian C dan beroperasi di Kota Kandangan, Kabupaten HST dalam bentuk operasional kantor Cabang.

Saat akan di konfirmasi, di Kantor Cabang PT SMS di Kandangan, staf yang berada di kantor mengaku tidak berkompeten untuk memberikan informasi, karena pejabat perusahaan sedang berada di lapangan.

Sementara itu, Kapolsek Kandangan AKP Zaini Husni, mengatakan, tidak ada warga yang datang ke Polsek Kandangan untuk mengajukan ijin atau melaporkan aksi terkait tuntutan warga tersebut.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Fathurrahman


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017