Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Seorang nelayan di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan hilang setelah kapalnya diterjang ombak besar di perairan Pudi, Kecamatan Kelumpang Utara, Kotabaru (8/9), sedangkan tiga orang lain diselamatkan kapal yang melintas.

Kami dapat informasi dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda, kata Kepala Sub Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patroli KSOP Kotabaru Suripto, Sabtu.

Berdasarkan laporan dari agen kapal Tb Trans Power 243/Bg Gold Trans 327, bahwa mereka menemukan tiga orang terapung-apung di sekitar perairan Tanjung Pamukan, katanya.

Ia mengatakan pada 13 September 2017 pukul 18.30 WITA Tb Trans Power 243 yang sedang dalam perjalanan ke Samarinda bertemu ketiga orang itu terapung-apung di atas sebatang pohon besar. Nakhoda langsung mengerahkan kapal untuk memberi pertolongan.

"Menurut keterangan tiga orang itu, masih ada satu temannya yang hilang," kata Suripto.

Sebelumnya, kelompok nelayan asal Desa Hilir Muara Kecamatan Pulaulaut Utara, Kabupaten Kotabaru berangkat melaut pada 8 September 2017.

Selesai memasang jaring di sekitar perairan Pudi, sekitar pukul 22.00 WITA kapal mereka diterjang ombak dan angin kencang hingga buritan kapal pecah. Kapal pun karam dan keempat orang di dalamnya tercebur.

Mereka berenang hingga menemukan sebatang pohon besar dan naik ke atasnya. Selama dua malam terapung-apung, salah satu dari mereka atas nama Yudi tiba-tiba menceburkan diri dan tidak pernah muncul lagi.

"Mungkin kelaparan, sudah tidak tahan lagi, akhirnya menceburkan diri," Suripto menambahkan.

Tiga hari kemudian, tiga orang korban selamat atas nama Ilham, Suwardi, dan Dodo bertemu kapal Tb Trans Power 243. Kini ketiganya berada di Samarinda dalam kondisi sehat.

"Tadi malam kita hubungi keluarga, pemilik kapal juga datang. Kami sampaikan ke pemilik kapal untuk menjemput korban," katanya.

Menurut Suripto, agen kapal mau membantu memulangkan ketiga korban dengan mobil travel dari Samarinda ke Kotabaru, tapi terkendala kondisi fisik yang masih lemah.

"Jadi dari sana menyarankan supaya pemilik kapal menjemput untuk mendampingi korban," imbuhnya.

Sementara itu, hasil koordinasi dengan Satpolair Polres Kotabaru dan Basarnas, operasi SAR terhadap korban hilang tidak dilakukan. Hal ini karena posisi tenggelamnya kapal dan hilangnya korban tidak diketahui pasti.

Selain itu rentang waktu kejadian sudah cukup lama sehingga pencarian menunggu jika ada informasi yang dapat menjadi petunjuk keberadaan korban.

Pewarta: I Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017