Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Komandan Korem 101 Antasari Kalimantan Selatan Kolonel Arm Syafei Kasno mengatakan perlu meningkatkan koordinasi lintas sektoral untuk mengantisipasi terjadinya bencana kebakaran lahan dan hutan di daerah ini.
    
Menurut Danrem pada Lokakarya Konsolidasi dan Koordinasi Pelaporan TRGD Kalsel di Banjarmasin Sabtu mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi telah membentuk Satgas penanganan bencana kebakaran dan lahan.
    
Sehingga tambah dia, untuk mendukung pelaksanaan agar bisa efektif dan maksimal, perlu dilakukan koordinasi lintas sektoral dengan mengedepankan rasa kebersamaan untuk mengantisipasi Karhutla.
     
"Seharusnya seluruh anggota Satgas lintas sektoral duduk bersama tanpa mengedepankan ego sektoral, untuk berkoordinasi mengantisipasi masalah Karhutla ini," katanya.
    
Danrem mengungkapkan, sangat salut dengan peran serta dan kesadaran masyarakat Kalsel, terhadap antisipasi Karhutla dan kebersamaan untuk dengan cepat memadamkan api yang terjadi.
    
Menurut dia, ancaman bencana terbesar di Kalsel adalah kebakaran baik itu permukiman maupun hutan dan lahan, kondisi tersebut membuat warga selalu waspada dan menumbuhkan kesadaran untuk bahu membahu dalam memadamkan api.
    
"Makanya, begitu mendengar ada kebakaran seluruh masyarakat turun untuk ikut memadamkan, kondisi tersebut sungguh luar biasa," katanya.
    
Bahkan kebersamaan dan kesiapsiagaan masyarakat tersebut dipuji oleh Jepang, yang mengakui penanganan kebakaran Kalsel cukup bagus.
    
Selain itu, dari Kalimantan Tengah, juga berencana untuk belajar, bagaimana warga Kalsel bisa menangani kebakaran dengan cepat dan tuntas.
     
"Jadi kalau masalah personel, tidak masalah, karena peran serta masyarakat sudah luar biasa," katanya.
    
Terkait tentang pembangunan sumur bor dan sekat kanal, tambah dia, juga harus dikoordinasikan dengan masyarakat, di mana titik-titik yang tepat sehingga pembangunan fasilitas untuk memadamkan api tersebut tepat sasaran.
     
Biasanya, kata dia, masyarakat sekitar jauh lebih memahami dengan kondisi lingkungan sekitarnya, sehingga mereka lebih mengerti di mana sekat kanal dan sumur bor harus dibangun.
     
"Jangan sampai lokasi pembangunan sumur bor jauh dengan lokasi yang sering terjadi kebakaran. Bila itu terjadi, pembangunan fasilitas tersebut akan menjadi sia-sia," katanya.
    
Selain Danrem, acara Lokakarya, diikuti oleh Kompinda Pemprov Kalsel, perguruan tinggi, pemerintah daerah se Kalsel, lembaga masyarakat dan media, Tim Restorasi Gambut, Pokja keuangan DLH Kalsel, dan tim ahli TRGD.
      

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017