Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, mendatangkan sekitar 400 ekor sapi asal Sulawesi untuk persiapan hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha 1438 Hijriah.

Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner Pengolahan dan Pemasaran Dinas Tanaman pangan Holtikultura dan Peternakan Kotabaru, drh Sidiq Adisusilo, di Kotabaru, Sabtu, mengatakan setiap tahun dapat dipastikan Kotabaru selalu mendatangkan sapi dari luar daerah, bahkan luar pulau.

"Kebutuhan hewa kurban di Kotabaru, dari tahun-ke tahun cenderung turun, namun demikian untuk keperluan hewan kurban sendiri masih mendatangkan dari luar daerah," kata Sidiq.

Dikatakan, sapi dari Sulawesi tersebut didatangkan pedagang dan masyarakat biasa dengan menggunakan kapal, dan diturunkan di pelabuhan-pelabuhan kecil.

Dia menjelaskan, persediaan hewan kurban hasil peternakan lokal untuk jenis sapi sekitar 370 ekor, kerbau sekitar 140 ekor dan kambing sekitar 600 ekor.

Hewan kurban lokal tersebut keberadaanya tersebar di beberapa kecamatan, namun untuk sapi lebih dominan berada di daerah Pulaulaut Selatan.

Sedangkan untuk kerbau sebagian besar ada di wilayah Pulaulaut kepulauan, dan kembing berada di Sengayam dan Pamukan Utara.

Menurut Sidiq, persediaan hewan kurban kali ini melimpah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal itu terjadi salah satunya disebabkan lancarnya transportasi laut.

Meski melimpah, lanjut dia, warga lebih memilih membeli hewan kurban asal luar daerah karena harganya lebih murah dibandingkan dengan hewan hasil ternak lokal.

Sebelumnya, salah satu panitia kurban di Kotabaru, H Rochmad, mengatakan harga hewan kurban sapi di Kotabaru melonjak drastis dari kisaran Rp12.500.000 menjadi kisaran Rp14.000.000-Rp17.000.000 per ekor.

"Kalau Hari Raya Idul Adha 1437 Hijriah kami masih bisa mendapatkan harga sapi kisaran Rp12.500.000 satu ekor, tetapi kali ini harga sapi melonjak drastis," katanya.

Sapi seharga Rp14 juta per ekor tersebut diperkirakan memiliki berat daging sekitar 75 kilogram, tetapi untuk sapi yang harganya sampai Rp17 juta dagingnya diprediksi lebih 100 kg.

Harga tersebut, lanjut Rochmad adalah masih harga di tingkat petani atau peternak, namun akan semakin naik lagi apabila sudah ditangan pedagang atau makelar.

Meski harga sapi naik hingga beberapa persen dari tahun lalu, namun minat kaum Muslimin untuk berkorban kali ini semakin tinggi dibandingkan sebelumnya.

"Alhamdulillah, kesadaran untuk berbagai masyarakat semakin meningkat," kata seorang warga Abu Bakar.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017