Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Prof H Gusti Muhammad Hatta menyatakan, Kalimantan Selatan harus membatasi pengembangan lahan perkebunan kelapa sawit.

Menurut mantan Menteri Riset dan Teknologi serta pernah menjadi Menteri Lingkungan Hidup pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu di Banjarbaru, Rabu, kelapa sawit bukan termasuk pengembangan hutan silvikultur.

Dia menerjemahkan, silvikultur itu adalah membangun tiangnya kehutanan, dapat dibahasakan sebagai seni untuk membangun dan memelihara hutan kayu.

"Tanaman kelapa sawit bukan termasuk silvikultur, tapi perkebunan," ujarnya.

Pihaknya, kata Hatta, mengharapkan tidak terjadi pembukaan lahan besar-besaran bagi penanaman kelapa sawit ini sebab akan bahaya bagi pertumbuhan hutan kayu alami.

"Kalau semua hutan daerah kita ini berubah jadi perkebunan kelapa sawit, bahaya, sebab bisa dibuktikan tumbuhan ini boros menyerap air tanah," katanya.

"Namun bukan berarti tidak boleh, tapi harus ada pembatasan agar hutan pohon akar batang di daerah ini bisa lestari," katanya.

Hal yang terbaik membangun hutan di daerah ini, ungkap dia, dengan mengembangkan hutan kayu batang bukan yang berakar serabut.

Menurut dia, hutan pohon batang merupakan asli tumbuhan daerah ini dan bisa dikembangkan dengan mengkaloborasinya bersama tanaman cepat produksi.

"Misalnya tanam padi dengan tanam pohon buah atau yang menghasilkan ekonomi lainnya, sebab ini investasi jangka panjang terhadap kelestarian lingkungan," katanya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017