Warga Kota  Banjarmasin, Kalimantan Selatan dinilai kurang menghargai karya-karya lagu daerah berbahasa Banjar, sehingga kurang menggairahkan seniman lagu setempat untuk lebih berkreativitas.


Seorang seniman lagu Banjar, Nor Hasan kepada ANTARA di Banjarmasin, Kamis mengakui, hal itu seraya menambahkan seringkali ciptaan lagu daerah tersebut setelah dirilis tidak laku di pasaran, yang membuktikan apresiasi warga terhadap lagu itu kurang.

"Saya sendiri sering menciptakan lagu, kemudian dibuat album, dan sering ketemu kenalan atau teman, mereka lebih banyak ingin meminta kaset album itu, bukan berusaha mencari atau membeli kaset itu di pasaran," kata Noor Hasan.

Menurut Hasan pihaknya tidak pelit untuk memberikan kaset itu, tetapi hal itu membuktikan penghargaan terhadap karya cipta itu kurang.

Lihat saja kaset-kaset Didi Kempot yang berbahasa Jawa ketika dirilis langsung laris manis di pasaran,  karena warga di Pulau Jawa menghargai karya seni daerah.

"Seni dan bisnis kadangkala sulit dipisahkan, gimana seni bisa berkembang baik, kalau bisnis seninya juga kurang berkembang baik," tutur Noor Hasan yang mengaku, telah puluhan buah mencipta lagu-lagu daerah berbahasa Banjar.

Noor Hasan yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas  Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Banjarmasin tersebut,  berharap   kedepannya apresiasi terhadap lagu daerah itu semakin berkembang.

Oleh karena itu, melalui instansinya meminta kepada pemilik hotel dan restauran, rumah makan, cafe-cafe, dan lokasi dimana banyak orang berkumpul sering diputar lagu-lagu daerah.

"Saya meminta peran pengusaha tempat hiburan, cafe, rumah makan, restauran dan fasilitas kepariwisataan lainnya untuk lebih sering memutar lagu-lagu daerah, maksudnya agar pengunjung di lokasi tersebut merasakan nuansa kedaerahannya," katanya.

Begitu juga para seniman lagu daerah untuk selalu berkreasi agar lagu-lagu daerah terus berkembang./H005/B

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011