Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Bidang Destinasi dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Budi Wahono memperkirakan pengunjung objek wisata alam Loksado capai 40.000 orang selama libur lebaran Idul Fitri 1438 Hijriah.

"Pasalnya hingga H+3 lebaran Idul Fitri 1438 H pengunjung objek wisata Loksado kawasan Pegunungan Meratus itu sudah lebih dari 20.000 orang," ujarnya menjawab Antara Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Minggu.

Ia menerangkan, pengunjung Loksado yang merupakan primadona objek wisata alam "Bumi Perjuangan Antaludin" HSS itu bukan saja penduduk kabupaten setempat, melainkan pula dari se daerah hulu sungai atau "Banua Anam" Kalsel.

"Bahkan luar Banua Anam, seperti dari Banjarmasin serta provinsi tetangga Kalimantan Tengah (Kalteng)," ujarnya disampingi salah seorang kepala seksinya Suedi di Kandangan (135 kilometer utara Banjarmasin), ibukota HSS lewat telepon selular (hp).

Ia menyatakan, pengunjung objek wisata alam Loksado (sekitar 30 kilometer dari Kandangan) pada musim liburan kali ini mengalami peningkatan bila dibandingan libur lebaran tahun-tahun sebelumnya.

Namun dia tidak menyebutkan data peningkatan pengunjung Loksado, kecuali berdasarkan asumsi masa liburan lebaran Idul Fitri 1438 H yang lebih panjang/lama dari liburan serupa tahun-tahun lalu.

"Kalau pada lebaran tahun lalu hanya menggunakan masa cuti bersama sekitar dua hari sesudah hari `H` tetapi kini ada liburan selama dua hari atau sampai 2 Juli 2017 dan masuk kerja/kantor kembali bagi pegawai negeri sipil, 3 Juli 2017," tuturnya.

Sementara tarif bagi pengunjung yang masuk kawasan objek wisata Loksado tiap orang Rp2.500, baik dewasa maupun anak-anak di atas usia lima tahun, lanjut laki-laki yang mengaku kelahiran perkawinan antara Suku Banjar Kalsel dengan keturunan Jawa tersebut.

Loksado yang pernah tersyuhur ke mancanegara dan menjadi primadona objek wisata Kalsel itu bukan saja menyuguhkan panorama alam pegunungan, tetapi terdapat objek wisata budaya/relegi dari komunitas masyarakat terasing.

Selain itu, cocok untuk wisata petualangan serta uji nyali dengan "bamboo refting" - naik rakit bambu mengarungi Sungai Amandit HSS, dan kini terdapat permandian banyu (air) panas Tanuhi berserta vilanya yang dikeloka pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat.

Selain itu, di Loksado juga terhadap dua hotel milik swasta serta rumah penduduk yang menyediakan jasa untuk wisatawan menginap buat menikmati sejuknya hawa dan semilirnya angin pegunungan, gemercik air Sungai Amandit, serta kicauan burung pagi hari.

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017