Martapura, (Antaranews Kalsel) - Kepala Kepolisian Resor Banjar, Kalimantan Selatan AKBP Takdir Mattanete berikan penghargaan kepada tokoh masyarakat yang berhasil menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat.

"Kami mengapresiasi peran tokoh masyarakat yang membantu kepolisian menciptakan kamtibmas yang kondusif," ujar Kapolres di Martapura, Selasa usai upacara penyerahan penghargaan.

Tokoh masyarakat yang menerima penghargaan dari Kapolres Banjar yakni enam pembakal atau kepala desa di Kecamatan Martapura Timur serta Kapolsek Martapura Timur Ipda Suwardji.

Tradisi perang meriam karbit di Kecamatan Martapura Timur meliputi enam desa yakni Desa Pekauman Ulu, Pekauman, Keramat, Melayu Tengah, Desa Melayu dan Desa Mekar.

Bentuk dan ukuran meriam yang terbuat dari besi beragam mulai ukuran kecil hingga diamater 50 centimeter sehingga bunyi yang ditimbulkan sangat mengganggu ketenangan.

Menurut kapolres, penghargaan itu diberikan karena mereka berhasil tanpa menimbulkan reaksi masyarakat dalam upaya menghilangkan kebiasaan perang meriam berbahan karbit.

"Apresiasi yang tinggi kami berikan kepada mereka karena mampu meredam reaksi sehingga kebiasaan pada malam takbiran Idul Fitri yakni perang meriam bisa dihentikan," ungkapnya.

Ditekankan, kebiasaan yang menjadi tradisi masyarakat di sisi kiri dan kanan Sungai Martapura itu rawan menimbulkan gangguan kamtibmas maupun keributan antarkampung atau desa.

Dijelaskan, peran aktif masyarakat dalam membantu tugas kepolisian dalam mewujudkan kamtibmas yang kondusif harus diapresiasi sehingga bisa ditiru masyarakat lain di kawasan lainnya.

"Bagi orang lain, membantu kepolisian menciptakan kamtibmas mungkin biasa tapi bagi kami sangat luar biasa dan itu menjadi perhatian pimpinan sehingga patut diberi penghargaan," ujarnya.

Dikatakan, kebiasaan perang meriam atau dum-duman sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kawasan dan banyak menimbulkan pro maupun kontra sehingga sudah saatnya dihentikan.

"Kami sangat mengapresiasi kinerja kapolsek dibantu pembakal yang berhasil membina masyarakat sehingga perang meriam tidak terjadi lagi terutama malam takbiran Idul Fitri," katanya.

Camat Martapura Timur Gusti Ahmad Sofian mengatakan, pihaknya bersama pembakal dan kepolisian melakukan pendekatan kepada masyarakat sehingga bisa menghentikan perang meriam itu.

"Kami bersyukur masyarakat bisa mengerti sehingga perang meriam tidak terjadi lagi dan ke depan akan dialihkan ke kegiatan yang positif," ujar camat didampingi Kapolsek Ipda Suwarji.

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017