Batulicin, (Antaranews Kalsel) - PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Indonesia Ferry (Persero) Cabang Batulicin, Kalimantan Selatan, mengoperasikan enam dari delapan unit kapal yang disiapkan untuk melayani penumpang rute Tanjung Serdang, Kotabaru-Batulicin, Tanah Bumbu dan sebaliknya .
General Manager PT Angkutan SungaI Danau dan Penyeberangan (ASDP) Batulicin Yudhi Yanuar, di Batulicin, Senin, mengatakan enam kapal yang dioperasikan, meliputi KMP Kerapu, KMP Gutila, KMP Bamega, KMP Musi, KMP Trunojoyo dan KMP Gading.
"Pertimbangan dalam menoperasikan enam kapal karena kondisi penumpang di pelabuhan relatif normal, ada peningkatan selama mudik Lebaran 1438 Hijriah namun tidak signifikan," katanya.
Sehingga penumpang yang ada cukup dilayani dengan enam kapal feri, dari delapan kapal feri yang disiagakan.
Selain kondisi penumpang yang relatif normal, pelayanan serba cepat dengan batasan waktu 25 menit untuk bongkar muat penumpang membuat pelayanan lebih efektif dan efesien.
Tujuan pembatasan waktu bongkar muat penumpang agar tidak terjadi penumpukan penumpang jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan penumpang.
Jadi kapal yang beroperasi tidak perlu menunggu penumpang di dalam kapal hingga penuh baru berlayar.
"Meski saat itu baru ada satu atau dua penumpang, kapal tetap harus berangkat, sehingga batas bersandar kapal di pelabuhan tetap paling lama 25 menit," tambah dia.
Dijelaskan Yanuar, dalam pemberian batasan waktu bongkar muat penumpang kapal pihaknya terus melakukan pengawasan secara ketat, sehingga apabila dalam memberikan pelayanan terhadap penumpang tidak maksimal atau saat keberangkatan berlayar tidak tepat waktu, maka dengan tegas ASDP akan memberhentikan kapal feri untuk tidak beroperasi.
Menurut dia, dengan enam kapal feri cukup ideal untuk melayani penumpang arus mudik dan balik lebaran 1438 Hijriah.
Seandaninya delapan kapal dioperasikan semua dikhawatirkan tidak efisien dalam pengoperasian kapal yang mengakibatkan pembengkakan operasional.
Sebelumnya Yanuar memperkirakan jumlah penumpang akan mengalami lonjakan pada puncak Lebaran 2017, ternyata sampai saat ini malah terlihat sepi. Sepinya penumpang kapal feri menjelang lebaran hingga saat ini kemungkinan faktor ekonomi, dimana banyak perusahaan batu bara di daerah ini yang tutup.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
General Manager PT Angkutan SungaI Danau dan Penyeberangan (ASDP) Batulicin Yudhi Yanuar, di Batulicin, Senin, mengatakan enam kapal yang dioperasikan, meliputi KMP Kerapu, KMP Gutila, KMP Bamega, KMP Musi, KMP Trunojoyo dan KMP Gading.
"Pertimbangan dalam menoperasikan enam kapal karena kondisi penumpang di pelabuhan relatif normal, ada peningkatan selama mudik Lebaran 1438 Hijriah namun tidak signifikan," katanya.
Sehingga penumpang yang ada cukup dilayani dengan enam kapal feri, dari delapan kapal feri yang disiagakan.
Selain kondisi penumpang yang relatif normal, pelayanan serba cepat dengan batasan waktu 25 menit untuk bongkar muat penumpang membuat pelayanan lebih efektif dan efesien.
Tujuan pembatasan waktu bongkar muat penumpang agar tidak terjadi penumpukan penumpang jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan penumpang.
Jadi kapal yang beroperasi tidak perlu menunggu penumpang di dalam kapal hingga penuh baru berlayar.
"Meski saat itu baru ada satu atau dua penumpang, kapal tetap harus berangkat, sehingga batas bersandar kapal di pelabuhan tetap paling lama 25 menit," tambah dia.
Dijelaskan Yanuar, dalam pemberian batasan waktu bongkar muat penumpang kapal pihaknya terus melakukan pengawasan secara ketat, sehingga apabila dalam memberikan pelayanan terhadap penumpang tidak maksimal atau saat keberangkatan berlayar tidak tepat waktu, maka dengan tegas ASDP akan memberhentikan kapal feri untuk tidak beroperasi.
Menurut dia, dengan enam kapal feri cukup ideal untuk melayani penumpang arus mudik dan balik lebaran 1438 Hijriah.
Seandaninya delapan kapal dioperasikan semua dikhawatirkan tidak efisien dalam pengoperasian kapal yang mengakibatkan pembengkakan operasional.
Sebelumnya Yanuar memperkirakan jumlah penumpang akan mengalami lonjakan pada puncak Lebaran 2017, ternyata sampai saat ini malah terlihat sepi. Sepinya penumpang kapal feri menjelang lebaran hingga saat ini kemungkinan faktor ekonomi, dimana banyak perusahaan batu bara di daerah ini yang tutup.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017