Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, membudidayakan tanaman kedelai di areal 2.300 hektare untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tahu dan tempe.


"Tanaman tersebut ditargetkan bisa menghasilkan sekitar 4.140 ton-4.600 ton kedelai," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kotabaru Budi Antara, melalui Kabid Tanaman Pangan H Gunawan, di Kotabaru, Senin.

Pembudidayaan tanaman tersebut pada tahun ini dilakukan di 11 dari 21 kecamatan di Kotabaru.

Di Kecamatan Pulaulaut Barat seluas 324 hektare, Pulaulaut Selatan seluas 140 ha, Pulaulaut kepulauan seluas 430 ha, Pulaulaut Timur seluas 163 ha, dan di Pulaulaut Tengah seluas 467 ha.

Selanjutnya di Kecamatan Pulaulaut Tanjung Selayar seluas 48 ha, Kelumpang Hilir seluas 135 ha, Hampang seluas 330 ha, Kelumpang Tengah seluas 60 ha, Kelumpang Barat seluas 61 ha, dan diPamukan Barat seluas 143 ha.

Selain itu untuk mendukung program swasembada pangan nasional, dan daerah, periode 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kotabaru mengembangkan tanaman padi, jagung, dan kedelai (Pajale).

Budi daya padi ditargetkan seluas 7.500 hektare di 17 dari 21 kecamatan.

"Dengan perluasan tanaman padi 7.500 hektare diharapkan bisa memproduksi padi sebanyak 75.000 ton untuk mendukung program swasembada pangan nasional," katanya lagi.

Untuk mewujudkan target tersebut, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kotabaru menggunakan benih unggul hibrida, dengan pemupukan dan pemberantasan hama penyakit tanaman sesuai anjuran.

Menurutnya, dengan menggunakan benih unggul tersebut produksi gabah bisa meningkat dari biasanya sekitar 6 ton menjadi sekitar 10 ton.

Budi daya tanaman jagung seluas 7.000 dengan produksi sekitar 84.000 ton. Dan dari luasan tanaman jagung tersebut diharapkan dapat menghasilkan jagung sebanyak 10 ton - 12 ton per hektare.

Tanaman jagung tersebut dikembangkan di 18 kecamatan dari 21 kecamatan.

Pewarta: I Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017