Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Kabupaten Kotabaru yang kini genap berusia 67 tahun (Juni 1950-Juni 2017) terus berbenah, untuk mengejar ketertinggalan dengan daerah yang lebih maju dan berkembang.

Melalui kepemimpinan H Sayed Jafar-Burhanuddin, Kotabaru yang memiliki luas wilayah 9.442,46 km² dengan jumlah penduduk 290.142 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010), bertekad menjadi daerah yang mandiri.

Untuk mewujudkan cita-citanya, H Sayed Jafar-Burhanuddin tidak terlepas dari visi nya yakni, membangun Kabupaten Kotabaru sebagai daerah unggulan di bidang agrobisnis, dan kepariwisataan serta kemandirian menuju masyarakat yang semakin berkualitas dan sejahtera.

Pondasi dasar yang harus dilakukan dalam merealisasikan keinginan luhur tersebut, Sayed Jafar fokus terhadap kelancaran transportasi dan koneksitas antardesa, kecamatan dan kota, selain tetap segera menuntaskan  persoalan-persoalan mendesak yang menjadi hajat hidup orang banyak.

Berbicara kelancaran transportasi, Kabupaten Kotabaru yang terdiri dari 140 pulau, mempunyani banyak persoalan transportasi, baik darat, laut dan udara.

Pelan namun pasti, persoalan-persoalan tersebut mulai mencair, manakala Sayed Jafar bersama Burhanuddin giat mengurai permasalahan yang dihadapi untuk mencari solusi, dengan sering turun ke desa-desa, dan kecamatan, serta pulau, serta koordinasi dengan pemerintah pusat, provinsi dan pihak swasta.

Mereka sadar bahwa, untuk menyelesaikan persoalan transportasi tidak terlepas dari dana. Sementara keuangan APBD Kotabaru cukup terbatas, sehingga harus ada inovasi dalam hal pembiayaan.

Demi kelancaran transportasi darat dan mendukung program koneksitas antardesa, kecamatan dan kota, sejak Februari 2016 dilantik menjadi bupati, Sayed Jafar bersama Burhanuddin meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat, provinsi dan swasta yang berusaha di Kotabaru.

Melalui APBD Kotabaru murni 2017, perbaikan dan peningkatan jalan di Kotabaru dialokasikan anggaran sedikitnya Rp48 miliar yang terbagi dalam tiga wilayah, wilayah I, II dan III, masing-masing wilayah mendapatkan porsi Rp16 miliar.

Wilayah I perbaikan dan peningkatan jalan dilakukan di jalan Poltek-Gunung Sari, Bekambit, Tanjung Selayar, Sekapung, Blok, A dan C, Karya Utama, serta Baharu Utara.

Wilayah II perbaikan dan peningkatan jalan dilakukan di Cantung, Tanjung Batu, Kelumpang Utara, dan Kelumpang Barat. Wilayah III di Tanjung Smalantakan, Sengayam, Sungai Durian dan Bakau, Pamukan Utara.

Selain dibiayai oleh APBD Kotabaru, perbaikan dan peningkatan jalan juga dibiayai oleh pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Wilayah II di Pantai, Kelumpang Selatan, dan Hampang. Wilayah III di Pamukan Selatan.

     Target tiga tahun

Meski telah mengetahui tidak sedikit persoalan transportasi yang harus diseselaikan, Sayed Jafar tetap memasang target dalam menyelesaikan masalah transportasi di darat.

"Saya target tiga tahun perbaikan dan peningkatan jalan di Kotabaru bisa tuntas," kata Bupati dengan optimis.

Membantu menuntaskan perbaikan dan peningkatan jalan antardesa, kecamatan dan kota, pihaknya melibatkan swasta atau investor yang telah mendapatkan keuntungan dari usahanya di Kotabaru melalui program Coorporate Social Responsibility (CSR).

Program perbaikan, dan peningkatan jalan yang disokong oleh pihak swasta melalui program CSR, di antaranya, pelebaran ruas Jalan Tanjung Serdang-Kotabaru sekitar 40 kilometer. Pelebaran ruas jalan yang dilakukan secara sporadis tersebut dimulai akhir 2016 dan masih berlangsung hingga saat ini.   

Perbaikan jalan Desa Tirawan, Pulaulaut Utara, Lontar, Pulaulaut Barat, Pulau Sebuku, Sungai Durian, Pamukan Selatan, Sengayam, Pamukan Barat, Tanjung Pangga, Kelumpang Selatan, Tarjun, Langadai, Kelumpang Hilir, dan yang lainnya.

Pihak swasta yang terlibat dalam perbaikan dan peningkatan jalan tersebut, perusahaan tambang bijih besi PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO), tambang batu bara, PT KEL, beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit, seperti PT Sinas Mas, dan perusahaan yang lainnya.

Sayed Jafar optimistis, apabila peran serta swasta, pemerintah pusat dan provinsi mendukung program Pemkab Kotabaru, penuntasan perbaikan dan peningkatan jalan tuntas dalam waktu tiga tahun.

Mewujudkan pembangunan jembatan terpanjang di Indonesia sepanjang 6,5 kilometer yang menghubungkan Tanjung Serdang, Kabupaten Kotabaru dengan daratan Kalimantan, Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu.

Pemkab Kotabaru akan mengalokasikan anggaran rata-rata Rp50 miliar per tahun, hal itu sebagai bentuk keseriusan dan komitmen Pemkab Kotabaru yang telah menandatangani memorandum of understanding (MuO) dengan Pemkab Tanah Bumbu, Pemprov Kalsel, dan Pemerintah Pusat.

Kesepakatan yang dimaksud adalah bentuk kesanggupan dalam mengalokasikan dana untuk pembangunan jembatan yang diprediksi akan menelan anggaran sekitar Rp3,5 triliun, dengan pembangian porsi berfariasi.

Pemkab Kotabaru dan Pemkab Tanah Bumbu, masing-masing Rp250 miliar, Pemprov Rp500 miliar dan sisanya pemerintah pusat.

"Kita berharap, setiap tahun bisa melanjutkan pembangunan jembatan hingga 300 meter ke arah Batulicin, Tanah Bumbu," tutur bupati.  

Diharapkan dengan terbangunya jembatan tersebut, laju pertumbuhan ekonomi di dua daerah akan semakin cepat.

Pewarta: I Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017