Bengkulu, (Antaranews Kalsel) - Snorkeling atau selam permukaan menjadi aktivitas favorit para wisatawan menikmati wisata bahari di perairan Pulau Tikus, pulau kecil tak berpenghuni di wilayah Kota Bengkulu.

"Snorkeling sangat seru karena pengalaman baru dan tidak sulit melakukannya, cukup dengan modal masker selam," kata Purwanto, turis nusantara yang berwisata ke Pulau Tikus, Senin.

Purwanto yang berwisata dengan seorang rekannya menggunakan jasa wisata lokal yang menawarkan paket ke Pulau Tikus.

Paket wisata yang ditawarkan cukup bervariasi, mulai dari harga Rp150 ribu hingga Rp250 ribu per orang.

Menurut Edi, pemilik biro wiasata Tiga Putra, harga paket dibedakan fasilitas makan siang dan kudapan yang diperoleh wisatawan.

"Semua paket menawarkan aktivitas snorkeling sebagai andalan untuk ditawarkan pada wisatawan," katanya lagi.

Sedangkan harga paket tertinggi Rp250 ribu per orang dilengkapi makan siang dan mendapat kesempatan menikmati kuliner ikan panggang.

Edi mengatakan snorkeling di Pulau Tikus menjadi daya tarik, terutama untuk menyaksikan terumbu karang dan ikan hias yang hidup di ekosistem itu.

"Kami juga menyediakan foto bawah air dan dokumentasi selama berwisata," ujarnya pula.

Setiap wisatawan, katanya lagi, sudah mendapatkan fasilitas asuransi, pemandu, dan jaket pelampung untuk menjamin keselamatan dan kenyamatan para wisatawan.

Dalam rombongan wisatawan itu, terdapat dua orang turis asing asal Eropa yang menyatakan keprihatinan terhadap kondisi terumbu karang Pulau Tikus.

"Pesisir pantai dipenuhi karang mati, ini artinya kondisi terumbu karang juga sudah tidak sehat," ujar James, turis asal Jerman.

Ia berharap, semua pihak dapat melestarikan terumbu karang Pulau Tikus, sehingga dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Pulau Tikus merupakan pulau kecil tak berpenghuni dengan luas daratan 0,6 hektare yang ditopang terumbu karang seluas 200 hektare.

Pulau berjarak 10 mil laut dari Kota Bengkulu ini, dapat ditempuh dengan kapal wisata selama 30 menit dan perahu nelayan tradisional selama 60 menit./f

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017