Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Mahyudin meminta potensi konflik dan perpecahan yang bisa merusak perekat persatuan dan kesatuan bangsa untuk dihentikan.
"Kami meminta hentikan potensi konflik dan perpecahan bangsa seperti memfitnah, menghasut, dan memanas-memanasi," ujarnya di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan pada dialog kebangsaan yang dilaksanakan DPD KNPI Kota Banjarbaru dengan tema Memantapkan Jiwa Nasionalisme Pemuda sebagai Perekat�Persatuan Bangsa.
Menurut dia, potensi konflik maupun perpecahan bangsa kian marak muncul di Indonesia terutama setelah Pilkada DKI Jakarta 2017 yang menjadi barometer demokrasi di negara ini.
"Konflik dan perpecahan yang terjadi akan merugikan kita semua sehingga kami menilai terlalu mahal harga dan darah yang harus dibayar bangsa ini jika terjadi perpecahan," katanya.
Ditekankan kader Partai Golkar itu, seluruh komponen masyarakat terutama generasi muda agar berpikir cerdas dan bijak ketika menerima ajakan maupun provokasi dari orang tidak dikenal.
"Saya cukup banyak menerima kiriman melalui media sosial berisi hal-hal berbau SARA. Namun, setelah dianalisa pengirimnya tidak jelas dan ada juga berita palsu atau hoax," ucapnya.
Ia mengatakan, sejarah mencatat seluruh elemen di Indonesia sejak era kerajaan-kerajaan berkuasa di nusantara, sepakat untuk bersatu agar bisa lepas dari penjajahan Belanda.
Kesepakatan itu, melahirkan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama ras dan adat istiadat serta menjadikan Pancasila sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Dikatakan, sejak zaman kerajaan hingga masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, seluruh rakyat berusaha untuk bisa merebut kemerdekaan dari tangan penjajah saat itu.
"Makanya saya tegaskan terlalu mahal jika bangsa yang kita cintai ini mengalami perpecahan. Jika terjadi, sama saja mengkhianati pengorbanan nenek moyang kita," tegasnya.
Ditambahkan, Pancasila merupakan sendi negara karenanya tanpa Pancasila negara bisa hancur sehingga keutuhan bangsa harus terus dipelihara melalui implementasi nilai-nilai Pancasila.
"Kami meminta agar pemahaman soal Pancasila jangan hanya sebatas teori saja tapi benar-benar diimplementasikan di kehidupan sehingga kita terhindari dari perpecahan," katanya.
Kegiatan itu juga dihadiri anggota DPD RI Sofwat Hadi, perwakilan Pemprov Kalsel dan Pemkot Banjarbaru serta anggota Forkopimda dan tokoh agama juga tokoh masyarakat
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
"Kami meminta hentikan potensi konflik dan perpecahan bangsa seperti memfitnah, menghasut, dan memanas-memanasi," ujarnya di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan pada dialog kebangsaan yang dilaksanakan DPD KNPI Kota Banjarbaru dengan tema Memantapkan Jiwa Nasionalisme Pemuda sebagai Perekat�Persatuan Bangsa.
Menurut dia, potensi konflik maupun perpecahan bangsa kian marak muncul di Indonesia terutama setelah Pilkada DKI Jakarta 2017 yang menjadi barometer demokrasi di negara ini.
"Konflik dan perpecahan yang terjadi akan merugikan kita semua sehingga kami menilai terlalu mahal harga dan darah yang harus dibayar bangsa ini jika terjadi perpecahan," katanya.
Ditekankan kader Partai Golkar itu, seluruh komponen masyarakat terutama generasi muda agar berpikir cerdas dan bijak ketika menerima ajakan maupun provokasi dari orang tidak dikenal.
"Saya cukup banyak menerima kiriman melalui media sosial berisi hal-hal berbau SARA. Namun, setelah dianalisa pengirimnya tidak jelas dan ada juga berita palsu atau hoax," ucapnya.
Ia mengatakan, sejarah mencatat seluruh elemen di Indonesia sejak era kerajaan-kerajaan berkuasa di nusantara, sepakat untuk bersatu agar bisa lepas dari penjajahan Belanda.
Kesepakatan itu, melahirkan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama ras dan adat istiadat serta menjadikan Pancasila sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Dikatakan, sejak zaman kerajaan hingga masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, seluruh rakyat berusaha untuk bisa merebut kemerdekaan dari tangan penjajah saat itu.
"Makanya saya tegaskan terlalu mahal jika bangsa yang kita cintai ini mengalami perpecahan. Jika terjadi, sama saja mengkhianati pengorbanan nenek moyang kita," tegasnya.
Ditambahkan, Pancasila merupakan sendi negara karenanya tanpa Pancasila negara bisa hancur sehingga keutuhan bangsa harus terus dipelihara melalui implementasi nilai-nilai Pancasila.
"Kami meminta agar pemahaman soal Pancasila jangan hanya sebatas teori saja tapi benar-benar diimplementasikan di kehidupan sehingga kita terhindari dari perpecahan," katanya.
Kegiatan itu juga dihadiri anggota DPD RI Sofwat Hadi, perwakilan Pemprov Kalsel dan Pemkot Banjarbaru serta anggota Forkopimda dan tokoh agama juga tokoh masyarakat
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017