Martapura, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, menyatakan kesiapan membuka kawasan untuk dijadikan kebun kakao dalam rangka mendorong pengembangan dan peningkatan produksi pertanian.
"Kami akan melakukan survei dulu, kawasan mana saja yang baik dan cocok dikembangkan jadi kebun kakao," ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar Nasrun Syah di Martapura, Minggu.
Pernyataan itu disampaikan Sekda Nasrun menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo saat membuka Pekan Nasional (Penas) Petani Nelayan XV Tahun 2017, Sabtu (6/5), di Banda Aceh.
Ia menjelaskan Pemkab Banjar terus berupaya untuk meningkatkan produksi pertanian selain padi yang menjadi salah satu penyumbang beras bagi Provinsi Kalimantan Selatan.
"Perkebunan kakao akan menjadi salah satu upaya pengembangan dan peningkatan produksi pertanian sehingga kami berusaha untuk mendapatkan lokasi yang cocok," ungkapnya.
Dia menjelaskan jika sudah ditemukan lokasi yang cocok untuk kebun kakao maka dilanjutkan survei dan penelitian sehingga bisa diketahui keberhasilan jika pengembangan dilakukan di tempat itu.
"Kami akan instruksikan dinas terkait untuk saling berkoordinasi dalam rangka persiapan pengembangan kebun kakao sehingga hasil survei dan penelitian menyeluruh," ujarnya.
Presiden Joko Widodo pada Penas Petani Nelayan XV 2017 di Banda Aceh, mengatakan pemerintah sedang giat-giatnya menyejahterakan petani dan nelayan.
Salah satunya, berupaya meningkatkan harga jual produksi dan hasil-hasil pertanian lain yang dikelola petani, seperti jagung, beras, dan aneka hasil pertanian lainnya.
"Ada petani jagung mengeluh, harga jagung mereka murah karena ada impor sehingga selama lima tahun di masa kepemimpinan saya, tidak akan ada impor jagung lagi," ujarnya.
Presiden juga meminta petani tidak terpaku mengembangkan satu tanaman, tetapi juga bisa membuka peluang bagi tanaman lain di dalam satu kawasan pertanian yang dikelola.
"Ada banyak tanaman yang bisa dikembangkan petani karena harganya lumayan, salah satunya kakao. Sekarang produksi kakao sangat kurang, padahal permintaannya tinggi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
"Kami akan melakukan survei dulu, kawasan mana saja yang baik dan cocok dikembangkan jadi kebun kakao," ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar Nasrun Syah di Martapura, Minggu.
Pernyataan itu disampaikan Sekda Nasrun menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo saat membuka Pekan Nasional (Penas) Petani Nelayan XV Tahun 2017, Sabtu (6/5), di Banda Aceh.
Ia menjelaskan Pemkab Banjar terus berupaya untuk meningkatkan produksi pertanian selain padi yang menjadi salah satu penyumbang beras bagi Provinsi Kalimantan Selatan.
"Perkebunan kakao akan menjadi salah satu upaya pengembangan dan peningkatan produksi pertanian sehingga kami berusaha untuk mendapatkan lokasi yang cocok," ungkapnya.
Dia menjelaskan jika sudah ditemukan lokasi yang cocok untuk kebun kakao maka dilanjutkan survei dan penelitian sehingga bisa diketahui keberhasilan jika pengembangan dilakukan di tempat itu.
"Kami akan instruksikan dinas terkait untuk saling berkoordinasi dalam rangka persiapan pengembangan kebun kakao sehingga hasil survei dan penelitian menyeluruh," ujarnya.
Presiden Joko Widodo pada Penas Petani Nelayan XV 2017 di Banda Aceh, mengatakan pemerintah sedang giat-giatnya menyejahterakan petani dan nelayan.
Salah satunya, berupaya meningkatkan harga jual produksi dan hasil-hasil pertanian lain yang dikelola petani, seperti jagung, beras, dan aneka hasil pertanian lainnya.
"Ada petani jagung mengeluh, harga jagung mereka murah karena ada impor sehingga selama lima tahun di masa kepemimpinan saya, tidak akan ada impor jagung lagi," ujarnya.
Presiden juga meminta petani tidak terpaku mengembangkan satu tanaman, tetapi juga bisa membuka peluang bagi tanaman lain di dalam satu kawasan pertanian yang dikelola.
"Ada banyak tanaman yang bisa dikembangkan petani karena harganya lumayan, salah satunya kakao. Sekarang produksi kakao sangat kurang, padahal permintaannya tinggi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017