Marabahan (Antaranews Kalsel) - Bupati dan Wakil Bupati Barito Kuala periode 2012-2017, H Hasanuddin Murad - H Ma'mun Kaderi, menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) 2016.


"Penyampaian LKPj dilaksanakan sesuai Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, yang diperbaharui dengan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pasal 69 serta Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah," kata Hasanuddin, Selasa.

Hasanuddin menguraikan sejumlah indikator keberhasilan, baik indikator program maupun indikator makro pembangunan di semua aspek yang meliputi aspek gambaran umum daerah, keuangan, penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, penyelenggaraan tugas pembantuan, aspek gambaran umum daerah.

Capaian kinerja ekonomi makro Barito Kuala diukur dari beberapa indikator seperti laju perumbuhan ekonomi, PDRB, PDRB per kapita, serta laju inflasi.

APBD Barito Kuala (Batola) mengalami peningkatan signifikan. Pada tahun 2012 APBD Batola hanya sebesar Rp753.604.130.441, sementara tahun 2017 ini menjadi Rp1.131.939.390.530 atau meningkat 33,42 persen.

Peningkatan APBD ini juga diikuti penambahan nilai aset daerah dengan kapitasi sebesar Rp2.006.318.165.045,31 atau meningkat 11,55 persen yakni rata-rata 3,81 persen per tahun.

PDRB Batola, ungkap dia, mengalami pertumbuhan 4,87 persen dengan perkembangan ginie ratio masyarakat 0,38 persen. Sedangkan IPM dari 63,35 tahun 2015 meningkat menjadi 63,99 tahun 2016.

Jumlah penduduk miskin, katanya, dapat dikendalikan 2014 sampai 5,19 persen dan tahun 2015 mencapai 5,37 persen.

Demikian pula tingkat pengangguran terbuka tahun 2015, terang dia, mencapai 3,16 persen atau turun 0,09 persen dari tahun sebelumnya.

Pembangunan bidang pertanian, lanjutnya, mengalami peningkatan, dimana produksi padi Batola tahun 2015 sebesar 350.486 ton GKG menjadi 357.070 ton GKG tahun 2016 atau meningkat 1,88 persen.

Produksi gabah ini, terang dia, tetap memberi kontribusi 16,27 persen untuk Kalsel dan produksi jeruk Siam Banjar mengalami penurunan 0,67 persen. Hasil produksi jeruk tahun 2016 hanya 83.585 ton.

Untuk pembangunan bidang pendidikan, tegas bupati, juga mengalami peningkatan. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD sederajat tahun 2016 mencapai 109,50 dibanding tahun 2015 yang hanya 109,21.

"APK SLTP sederajat tahun 2016 adalah 100,49 dari hanya 100,15 tahun 2015. Sedangkan SMTA sederajat 75,73 tahun 2016 dari 73,77 tahun 2015," katanya.

Demikian pula terhadap Angka Partisipasi Murni (APM) juga mengalami peningkatan signifikan di 2016. Untuk SD sederajat 98,53, SLTP sederajat 94,12, dan SMTA sederajat 69,21.

Kinerja pembangunan di bidang kesehatan juga mengalami peningkatan, Angka Harapan Hidup (AHH) Batola tahun 2016 menunjukan nilai 65 tahun. Peningkatan AHH faktor penting dalam menentukan indikator IPM.

Indikator Makro pembangunan, sebut Hasan, pencapaian sasaran strategis pembangunan juga mengalami peningkatan dengan tercapainya seluruh target indikator di tahun 2016.

Hasanuddin Murad mengajak seluruh masyarakat untuk tetap memelihara kebersamaan, persatuan dan kesatuan, serta mendukung pemerintahan yang baru nantinya, serta tidak turut terpengaruh untuk melempar isu-isu yang bisa menimbulkan fitnah di masyarakat.

Di awal sidang, bupati yang mantan anggota DPR-RI ini juga mengucapkan selamat kepada anggota DPRD Batola yang sekitar satu bulan telah menempati gedung baru.

Ia berharap dengan gedung yang cukup refresentatif ini akan semakin memotivasi kinerja para anggota dewan untuk bekerja lebih baik dengan kemajuan pembangunan daerah dan masyarakat.

Pewarta: Arianto

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017