Jakarta, (Antaranews Kalsel) - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad mengatakan pertumbuhan kredit hingga triwulan I-2017 telah mencapai 9,2 persen, atau meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu.

"Pertumbuhan kredit sampai Maret 9,2 persen, kalau dibandingkan triwulan sama tahun 2016 membaik, karena tahun lalu 8,7 persen," kata Muliaman di Jakarta, Kamis.      
Muliaman menjelaskan penyaluran kredit saat ini sudah lebih baik seiring dengan kondisi sektor keuangan nasional yang normal dan stabil serta tercatat positif hingga akhir Maret 2017.

"Dibandingkan dengan tahun lalu gerakan kredit sudah menggeliat di awal tahun ini. Tahun lalu, baru menggeliat di pertengahan tahun. Saat ini kegiatan usaha dan intermediasi sudah nampak berjalan," ujarnya.

Selain itu, ia memastikan kredit bermasalah (NPL) juga menurun yaitu dari Februari 2017 tercatat sebesar 3,16 (year on year) persen menjadi 3,04 persen (year on year) pada Maret 2017.

"Artinya ada sedikit perbaikan dan dengan tren pertumbuhan kredit yang terus maju, maka saya kira NPL akan terus menurun secara bertahap," kata Muliaman.

Meski risiko kredit relatif terjaga dan menuju tren perbaikan, Muliaman menambahkan OJK akan terus memantau penanganan kredit terutama kredit yang direstrukturisasi.

"Pantauan kita jumlahnya sudah terisolasi dan terkonsolidasi, karena akhir tahun lalu bank-bank juga melakukan hapus buku karena pencadangan yang cukup," kata Muliaman.

 Ia juga memaparkan berbagai indikator sektor keuangan yang ikut tercatat positif pada triwulan I-2017 seperti rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 23 persen dan pertumbuhan IHSG yang telah mencapai 8,11 persen (year to date).

"Pertumbuhan indeks di pasar modal ini refleksi dari meningkatnya kepercayaan diri investor. Ini kita pantau secara jelas, agar perkembangan bisa kita kawal lebih lanjut," ujar Muliaman.

Menurut dia, mobilisasi dana melalui pasar modal juga menjanjikan, karena terjadi peningkatan modal yang drastis hingga Rp33 triliun pada periode Januari-Maret 2017, atau lebih baik dari periode sama tahun lalu.

"Capital rising meningkat drastis dibandingkan triwulan satu tahun lalu. Tahun lalu capital rising Rp193 triliun, mudah-mudahan ini bisa kita lewati," ujarnya.

Secara keseluruhan, kata dia, meski kinerja sektor keuangan terlihat positif, namun risiko eksternal dari kondisi perekonomian di Amerika Serikat dan Eropa akan terus dipantau agar tidak berimbas negatif pada kinerja pasar modal.

Pewarta: Satyagraha

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017