Barabai, (AntaraNews Kalsel) - Tidak banyak yang  tahu, Korps HMI Wati (Kohati) Cabang Barabai sebagai organisasi yang  berdiri sejak 51 yang lalu, telah banyak berkiprah di bidang pembangunan dan peningkatan sumberdaya manusia khususnya pemberdayaan keperempunan.

Menurut Ketua Kohati Cabang Barabai, Norlaili, Jumat (21/4), di sekretariatnya Jalan PHM Nor Barabai, sebagai organisasi bagian dari Himpunan Masiswa Islam (HMI), kader-kadernya selalu dilatih berbagai macam keterampilan dan wawasan-wawasan ilmu yang nantinya bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

"Hasil pengkaderan yang terlihat secara nyata adalah dari alumni-alumninya yang telah sukses diberbagai dunia pekerjaan, mulai dari dari PNS, Dosen, Anggota DPR sampai dengan menjadi pengusaha,” katanya.

Laili mengungkap, disamping pembinaan terhadap kadernya, pihaknya juga melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya membina para mahasiswa dan pelajar-pelajar di HST seperti seminar kesehatan anti narkoba dan bahaya seks bebas setiap tahunnya dan pelatihan-pelatihan kewirausahaan serta tataboga.

"Terkadang kami juga membantu masyarakat yang terkena bencana alam seperti kebakaran dengan melakukan pengumpulan dana di jalan raya sekedar mengurangi beban mereka," ungkapnya.

Salah satu mantan Ketua Kohati Cabang Barabai yang sekarang duduk menjabat sebagai Sekretaris Jendral Kohati Badan Koordinasi HMI Kalimantan Selatan dan Tengah, Suhartini,  menambahkan, melalui  kerjasama dengan berbagai lembaga-lembaga organisasi  keperempuanan dan kepemudaan di Kalsel dan Kalteng, pihaknya juga eksis melakukan program desa binaan.

"Di desa binaan tersebut kami melatih ibu-ibu dan masyarakat melalui berbagai pelatihan keterampilan tangan dengan harapan menjadi peluang usaha bagi mereka sebagai tambahan pendapatan, khusus daerah terpencil kami melaksanakan sekolah kilat dengan mendidik anak-anak untuk sekedar bisa menulis dan membaca,” jelasnya.

Menurutnya, program-program yang mereka memang sangat sederhana, namun sebagai perempunan menjadi sesuatu yang luar biasa dan menjadi modal pengalaman dalam membina rumah tangga ke depan.
 
Menjadi seorang perempuan, tambah dia, tidak hanya bermodal cantik dan pintar, akan tetapi menjadi perempuan juga harus bisa berupaya mengeksplorasikan kemampuan dan kreatifitas dalam usaha menghadapi dunia nyata,” katanya.

"Kita memang tidak bisa seperti sejatinya R A Kartini dengan sejarahnya mengemansipasi wanita, namun setidaknya, sebagai perempuan kita juga mampu berbuat lebih dari sekedar bisa masak dan mengabdi kepada suami nantinya," katanya.


Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Muhammad Taufikurrahman


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017