Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) menyatakan inovasi kombinasi pupuk batubara dengan jenis NPK telah sukses diterapkan untuk pertama kali dan berhasil memanen cabai rawit di Desa Bitahan, Kabupaten Tapin.

“Inovasi ini cukup sukses karena ada hasil panen melimpah. Ini salah satu upaya kami dalam meningkatkan produksi pertanian di Kalimantan Selatan, khususnya komoditas cabai,” kata Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel Amir Sahlan di Banjarbaru, Rabu.

Baca juga: Polres HSS Kalsel bongkar penyelewengan 29,4 ton pupuk bersubsidi

Dia menyebutkan keberhasilan ini sebagai upaya pihaknya untuk fokus pada inovasi pemupukan agar menghasilkan cluster baru dalam budidaya tanaman cabai.

“Penggunaan kombinasi pupuk batubara dengan jenis NPK dapat meningkatkan hasil panen dan mengurangi biaya produksi,” ujarnya.

Pada sektor pertanian komoditas cabai, Amir mengatakan bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk memperluas jangkauan program tersebut di berbagai wilayah.

Bahkan, kata dia, ada kemungkinan potensi mengembangkan komoditas bawang merah, upaya ini untuk membantu menekan angka inflasi harga pada berbagai kondisi tertentu di Provinsi Kalsel.

Baca juga: Polda Kalsel selamatkan 463.299 petani dari peredaran pupuk ilegal

Namun, Amir menuturkan ada banyak tantangan dalam mengembangkan komoditas cabai dan bawang merah ini, yakni dalam keadaan tertentu dihadapkan dengan hama dan penyakit seperti Virus Gemini dan Antraknose menjadi perhatian di Provinsi Kalsel.

Sebagai solusi, lanjut dia, pihaknya akan mengoptimalkan program pelatihan dan pembekalan bagi para petani tentang cara mengatasi hama dan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

“Salah satu metode penyuluhan pertanian yaitu Demplot, memberikan kesempatan kepada petani untuk belajar di lahan percontohan yang sudah diterapkan beberapa kelompok tani di desa,” ujar Amir.

Baca juga: Polda Kalsel tunggu hasil lab sampel pupuk ilegal yang disita

 

Pewarta: Tumpal Andani Aritonang

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025