Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan menjalin kerja sama dengan PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah untuk menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer tingkat SLTA dan SLTP tahun ajaran 2016/2017.


Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan M Yusuf Effendi di Banjarbaru, Rabu mengatakan, ketersediaan listrik dalam pelaksanaan UNBK sangat penting, sehingga perlu kesiapan serius dari PLN dan seluruh pihak terkait, agar pelaksanaan ujian tidak terganggu.

"Kita sudah menjalin kerja sama dengan PLN dan dijamin tidak ada pemadaman, kecuali karena bencana alam seperti angin kencang maupun hujan," katanya.

Mengantisipasi hal tersebut, kata dia, PLN telah menyiapkan genset di beberapa gardu PLN, sehingga begitu ada sekolah yang mengalami gangguan PLN, bisa langsung diganti dengan genset.

Menurut Yusuf, dari hasil pembicaraan dengan PLN, pada saat pelaksanaan UNBK SLTA maupun SLTP kondisi daya PLN sedang surplus, sehingga tidak akan ada pemadaman bergilir.

"Karena saat pelaksanaan kondisi daya listrik surplus, sehingga genset tidak akan ditaruh di sekolah-sekolah seperti pelaksanaan jian nasional sebelumnya, genset cukup di PLN," katanya.

Pada 2017, tambah dia, sebanyak 50 persen SMA di Kalsel telah menyelenggarakan UNBK, yaitu dari 185 sekolah, 62 sekolah melaksanakan UNBK mandiri dan 28 sekolah melaksanakan UNBK dengan bergabung di sekolah lain.

"Jadi total sekolah yang melaksanakan UNBK sebanyak 90 sekolah dan sisanya 95 sekolah masih menggunakan ujian berbasis pensil dan kertas (UNPK)," katanya.

Sedangkan untuk MA, dari 146 sekolah yang melaksanakan UNBK 36 sekolah dan sehingga 110 sekolah masih UNPK dan untuk SMK dari 123 sekolah, hanya lima sekolah yang belum melaksanakan UNBK.

Tingkat SMP, dari 635 sekolah sebanyak baru 127 sekolah yang siap melaksanakan UNBK, dan Mts dari 342 sekolah yang UNBK baru 21 sekolah.

Pelaksanaan UNBK dan UNPK untuk SLTA 10-13 April 2017, SMP/MTs dimulai pada 2,3,4 dan 8 Mei 2017, sekolah kejar paket B dilaksanakan pada 13,14 dan 22 April, program kejar paket C dilaksanakan pada 16,22 dan 23 April 2017.

Pada kesempatan tersebut, Yusuf juga mengatakan, pihaknya akan memperketat pengawasan terhadap sekolah yang dalam pelaksanaan ujian nasional sebelumnya diduga curang dengan memberikan bocoran jawaban kepada peserta.

Menurut dia, berdasarkan data dari kementerian pendidikan terdapat ratusan sekolah secara nasional yang dinilai tidak jujur saat melaksanakan ujian nasional berbasis pensil dan kertas (PNPK).

Sekolah-sekolah yang diduga curang tersebut, tambah dia, beberapa diantaranya ada di Kalimantan Selatan, terutama beberapa sekolah yang terdapat di daerah pinggiran.

"Ada beberapa sekolah yang akan kita awasi lebih ketat, karena tahun-tahun sebelumnya diduga curang, dengan membantu peserta dalam melaksanakan ujian nasional, atau sekolah yang berada di wilayah abu-abu," katanya.

Indikasinya, kata dia, ada sekolah yang sebagian besar siswanya mendapatkan nilai ujian nasional dengan nilai bagus dan hampir sama, sehingga menjadi salah satu sekolah terbaik dalam mendapatkan nilai ujian nasional.

Padahal, berdasarkan penilaian prestasi siswa dalam belajar setiap harinya, tidak mungkin sekolah tersebut mendapatkan nilai ujian nasional terbaik.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017